Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut Bakal Dicaplok Fintech Xendit, Begini Penjelasan Bos Bank Sampoerna

Beredar informasi perusahaan finansial berbasis teknologi atau fintech, Xendit berkeinginan mengakuisisi 51 persen saham Bank Sampoerna.
Nasabah bertransaksi di kantor cabang Bank Sahabat Sampoerna. /Istimewa
Nasabah bertransaksi di kantor cabang Bank Sahabat Sampoerna. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan finansial berbasis teknologi (fintech) Xendit dikabarkan tengah mengincar PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna

Menurut DailySocial.id, salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa Xendit berkeinginan mengakuisisi 51 persen saham Bank Sampoerna. Aksi akuisisi itu kabarnya bakal dilakukan secara bertahap. 

Mengutip situs resmi Bank Sampoerna, Senin (18/4/2022), sebanyak 75,54 persen saham bank dimiliki oleh PT Sampoerna Investama. Kemudian PT Cakrawala Mulia Prima (Alfa group) menggenggam 16,79 persen, Abakus (Asia Pasific) Pte. Ltd 2,99 persen, Sutan Agung Mulyadi 2,93 persen, Ekadhamajanto Kasih 0,93 persen, dan Yan Peter Wangkar 0,82 persen.

Menanggapi kabar tersebut, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengaku belum dapat memberikan informasi mengenai kabar aksi korporasi itu. 

“Mohon maaf saat ini kami belum ada informasi yang dapat disampaikan, apabila sudah ada penjelasan lebih lanjut, pasti kami akan berikan detail informasinya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/4/2022). 

Selama ini, Bank Sampoerna dan Xendit telah menjalin kerja sama. Xendit merupakan salah satu mitra penyedia jasa payment gateway bagi Bank Sampoerna untuk berbagai transaksi digital. 

Bank Sampoerna juga cukup akrab dengan sejumlah perusahan fintech peer-to-peer (P2P) lending. Sejumlah fintech yang telah berkolaborasi dengan Bank Sampoerna antara lain Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, dan Akulaku. 

Kolaborasi itu ditujukan agar perseroan dapat lebih banyak memberikan pendanaan pada pelaku UMKM yang belum bankable. 

Berdasarkan laporan Bank Sampoerna, hingga akhir 2021, pembiayaan yang disalurkan melalui perusahaan P2P dan fintech lending meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan penyaluran pada akhir tahun 2020. 

Adapun Bank Sampoerna menutup kinerja tahun 2021 dengan meraih pertumbuhan pendapatan operasional non-bunga sebesar 77,6 persen secara tahunan menjadi Rp42 miliar. 

Henky mengatakan jumlah transaksi digital tumbuh sangat baik meski tidak terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. 

Dia menyampaikan bahwa jumlah transaksi digital terus bertumbuh dan untuk tahun 2021 mencapai sebesar 33,1 juta transaksi. Jumlah tersebut meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan jumlah transaksi sepanjang tahun 2020. 

“Adalah komitmen kami untuk selalu melakukan transformasi dan memanfaatkan teknologi digital sambil berkolaborasi untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah kami, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah,” ujar Henky pada awal April 2022. 

Secara umum, Bank Sampoerna berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp86 miliar pada 2021. Laba tersebut meningkat 84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) jika dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya sebesar Rp47 miliar. 

Pendapatan bunga bersih meningkat 8,0 persen yoy menjadi Rp720 miliar. Sedangkan kredit yang disalurkan juga meningkat 3,9 persen yoy menjadi Rp8,5 triliun pada 2021. 

Di sisi lain, Bank Sahabat Sampoerna per 2021 tercatat memiliki modal inti sekitar Rp2,16 triliun sehingga membutuhkan suntikan modal sekitar Rp 900 miliar untuk memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait modal inti minimum pada tahun ini. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper