Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Buana Finance Tbk. (BBLD) mempertahankan komitmennya sebagai emiten sektor multifinance yang royal dalam hal bagi-bagi dividen.
Hal ini seiring keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Buana Finance pada Rabu (8/6/2022), stakeholder merestui keputusan pembagian dividen sebesar Rp9,87 miliar atau Rp6 per lembar saham.
Direktur Buana Finance Mariana Setyadi menjelaskan bahwa nominal dividen ini setara 34,4 persen dari total laba bersih periode 2021 senilai Rp28,7 miliar, atau tercatat naik 43,1 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sebelumnya.
Sebagai perbandingan, emiten bersandi BBLD ini tercatat tetap membagikan dividen pada tahun lalu atau tahun buku 2020 yang notabene hasil kinerja terdampak pandemi Covid-19. Kala itu, dividen yang disebar senilai Rp6,5 miliar, atau setara 32 persen total laba bersih senilai Rp20,05 miliar.
"Pertumbuhan laba merupakan buah dari membaiknya bisnis pembiayaan, di mana total pembiayaan baru kami naik 64,4 persen [yoy] dari Rp1,18 triliun menjadi Rp1,94 triliun. Secara umum, kinerja perseroan mengalami peningkatan, walaupun efek pandemi masih berdampak ke penurunan aset," ujarnya dalam public expose secara virtual, Rabu (8/6/2022).
Aset BBLD memang masih terkoreksi dari Rp4,12 triliun pada 2020 menjadi Rp3,58 triliun pada 2021. Terutama karena komponen piutang pembiayaan yang menipis, tepatnya dari Rp3,5 triliun pada 2020 menjadi Rp3,2 triliun pada 2021.
Baca Juga
Namun, penurunan piutang pembiayaan akibat seleksi alam para debitur yang terdampak pandemi ini membawa berkah berupa perbaikan kualitas aset, di mana non-performing financing (NPF) sebelumnya mencapai 4,19 persen pada 2020 menjadi 2,64 persen pada 2021.
Sementara itu, dari sisi laba-rugi, pendapatan BBLD masih terkoreksi 19,14 persen yoy dari Rp680,1 miliar menjadi Rp549,9 miliar. Laba lebih ditopang upaya efisiensi beban, di mana totalnya berhasil ditekan 21,1 persen yoy menjadi Rp515,1 miliar.
Mariana mengungkap bahwa tahun ini perseroan akan kembali membidik pertumbuhan pembiayaan baru yang ditargetkan menembus Rp2,5 triliun. Hal ini diharapkan mampu mendongkrak laba bersih pada periode ini meningkat di kisaran 28 persen yoy.
"Lewat pertumbuhan pembiayaan baru yang terukur, ditopang sumber pendanaan dengan bunga yang kompetitif dari para kreditur kami, total revenue ditargetkan menyentuh Rp605 miliar. Kami juga masih akan melakukan efisiensi, salah satunya lewat beragam upaya digitalisasi, sehingga laba bersih dipatok bisa mencapai Rp37 miliar," tambahnya.