Bisnis.com, JAKARTA – PT Buana Finance Tbk. (BBLD), perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, membidik laba bersih sebesar Rp82,74 miliar pada tahun 2025. Target tersebut naik signifikan dibandingkan capaian tahun 2024 yang senilai Rp66,07 miliar.
Direktur Marketing Buana Finance Herman Lesmana mengungkapkan bahwa perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak kinerja tahun ini. Selain efisiensi, perusahaan juga fokus pada peningkatan efektivitas dan produktivitas.
“Seperti yang disampaikan tadi, tahun 2025 malah kami memprediksi ada peringkatan laba Rp82,74 miliar. Di samping kami melakukan efisiensi dan juga target effectiveness dan productivity,” kata Herman dalam public expose yang digelar daring pada Senin (19/5/2025).
Selain itu, Herman mengatakan Buana Finance juga menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp4,15 triliun. Jumlah aset diperkirakan mencapai Rp7,31 triliun dengan ekuitas sebesar Rp1,48 triliun. Return on asset (ROA) ditargetkan sebesar 1,51%, sementara return on equity (ROE) 5,72%.
Gearing ratio diproyeksikan di angka 3,82 kali masih dalam kondisi yang dinilai sehat. Sementara, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing finance (NPF) juga tetap dijaga di bawah rata-rata industri, yakni di level 1,57%.
Beberapa strategi utama Buana Finance tahun ini adalah memperkuat sinergi dengan mitra strategis, terutama dealer dan showroom. Herman menekankan pentingnya membangun hubungan emosional yang lebih kuat dengan mitra bisnis.
“Selanjutnya, untuk strategi pada tahun 2025 kami memperkuat sinergi dengan mitra strategis. Di sini kami melakukan emotional relationship dengan berkolaborasi. Melakukan pemasaran dan skema insentif kepada para mitra bisnis yaitu para mitra dealers maupun showroom,” tuturnya.
Perusahaan juga melakukan segmentasi pasar secara lebih tajam untuk meningkatkan efektivitas pemasaran serta mempercepat pelayanan kepada pelanggan dan mitra bisnis. Menurut Herman, segmentasi ini menjadi kunci untuk efisiensi waktu dan percepatan respons.
“Disini kami memang melakukan segmentasi yang memang supaya lebih fokus. Sehingga kami bisa melakukan efisiensi waktu. Sehingga kecepatan untuk memberikan jawaban kepada para pelanggan kami bisa lebih cepat,” ujarnya.
Tak hanya itu, Buana Finance juga mengembangkan website untuk meningkatkan pengalaman pengguna, terutama bagi dealer.
Langkah ini turut diiringi dengan edukasi produk kepada para dealer agar bisa meneruskan pengetahuan tersebut kepada mitra bisnis lainnya. Dalam mendukung kinerja, Buana Finance juga terus mendorong efisiensi operasional dan digitalisasi secara berkelanjutan untuk menjaga daya saing.
“Disini kami tetap melakukan improvisasi untuk menjadi terdepan. Jadi, tidak ada keterlambatan dalam proses. Karena di teknologi yang memang terus berkembang dan mengikuti kondisi market dan kondisi global,” ungkap Herman.
Sepanjang 2024, Buana Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp4,09 triliun atau naik 7,93% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp3,79 triliun.
Namun, laba bersih perusahaan turun 37,09% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp66,07 miliar dari sebelumnya Rp105,01 miliar.
Dari sisi aset, terjadi peningkatan 14,59% YoY menjadi Rp6,63 triliun, sedangkan ekuitas naik tipis 2,08% YoY menjadi Rp1,42 triliun.