Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertambah, Ini Daftar 6 Bank Mini Telah Penuhi Modal Inti Rp3 Triliun

Bank Amar menjadi emiten perbankan terbaru yang mengumumkan telah memenuhi ketentuan Rp3 triliun.
Karyawan melayani nasabah di Digital Lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (27/9/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani nasabah di Digital Lounge PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) di Jakarta, Selasa (27/9/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah bank kecil yang memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus bertambah menjelang tenggat waktu 31 Desember 2022. Hingga hari ini (19/12/2022), setidaknya ada 6 bank yang telah mengumumkan perolehan modal inti lebih dari Rp3 triliun.

Terbaru, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun setelah menggelar aksi korporasi melalui skema penawaran hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD II) atau rights issue.

Lewat aksi tersebut Bank Amar menyerap tambahan modal sebesar 1,28 triliun yang didukung oleh Tolaram Group Inc (Tolaram) selaku pemegang saham pengendali.

"Tolaram menyerap total sebanyak 4,47 miliar saham. Dengan hasil tersebut, Amar Bank kini telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun yang ditetapkan oleh OJK," jelas manajemen Bank Amar dalam keterbukaan informasi beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, akumulasi perolehan dana untuk modal inti Bank Amar mencapai Rp3,1 triliun.

Sebelumnya, PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) juga tercatat telah memenuhi ketentuan modal inti setelah proses akusisi saham oleh Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd (KVF) lancar. Anak usaha Kasikornbank Thailand itu mengakuisisi 67,5 persen kepemilikan di Bank Maspion pada 7 Desember 2022.

Proses akusisi dilakukan KVF dengan cara mencaplok 40 persen saham PT Alim Investindo, PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo, dan 5 orang pemegang saham individual di Bank Maspion.

Selain itu, KVF juga ikut menyerap haknya dalam rights issue Bank Maspion per November. KVF ambil bagian atas 4 miliar saham

baru dalam PMHMETD II Bank Maspion.

KVF juga diperkirakan merogoh kocek sekitar Rp4,08 triliun dalam rights issue itu. Sementara, pemegang saham lainnya PT Alim Investindo mengeluarkan dana taktis sekitar Rp124,3 miliar. Dengan begitu, Bank Maspion telah memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae juga telah mengatakan bahwa jumlah bank yang belum memenuhi ketentuan modal inti terus berkurang. “Kini, hampir sepenuhnya sudah memenuhi ketentuan [modal inti] Rp3 triliun. Sebagian masih dalam proses proses rights issue di pasar modal,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK.

Ia memperkirakan hanya tersisa 1 hingga 2 bank saja yang tidak diketahui langkah pemenuhan modal intinya. Namun, Dian tidak mengungkapkan nama atau jenis bank tersebut.

Sementara, sejumlah bank kecil memeng gencar mengejar modal inti mereka dengan berbagai aksi korporasi seperti rights issue hingga private placement. Namun, bank kecil yang bukan emiten atau tidak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Bank SBI Indonesia belum menunjukan upayanya dalam memenuhi ketentuan modal inti.

Padahal, Bank SBI Indonesia hanya mempunyai modal inti Rp2,12 triliun per September 2022. Bank asal India ini dikendalikan oleh State Bank of India (SBI) dengan kepemilikan mencapai 99,34 persen.

Dengan demikian, setidaknya sudah ada 6 bank yang melaporkan modal inti mereka lebih dari Rp3 triliun:

1. Bank Oke (DNAR)

PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) telah selesai menjalankan rights issue pada Oktober 2022. Setelah rights issue, Bank Oke menyebutkan bahwa ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun tercapai.

“Kita sudah selesai rights issue dan sudah masuk dana setoran modal, kurang lebih Rp500 miliar. Modal inti kita sekarang per akhir Oktober sudah mencapai Rp3,47 triliun,” ujar Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Sedangkan, berdasarkan laporan keuangan per September 2022 sebelum rights issue, Bank Oke masih mencatatkan modal inti Rp2,96 triliun.

2. Bank Neo Commerce (BBYB)

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) telah memenuhi aturan modal inti minimum Rp3 triliun pada 2022. Hal ini diraih setelah aksi penambahan modal melalui skema rights issue perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.

Aksi korporasi itu membuat perseroan meraih dana segar dari rights issue sebesar Rp1,7 triliun, dan memosisikan modal inti dari emiten berkode saham BBYB ini sudah melebihi Rp3 triliun. Pada kuartal III/2022, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp2,25 triliun.

Head of Secretary Bank Neo Commerce atau BNC Agnes F. Triliana mengatakan kelebihan permintaan ini mencerminkan tingginya animo investor terhadap perseroan. Dia juga menilai hal tersebut menunjukkan masyarakat semakin percaya terhadap kinerja BBYB.

“Gelaran right issue yang baru saja BNC lakukan berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusiasme yang besar dari pasar,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

3. Bank Capital (BACA)

PT Bank Capital Tbk. (BACA) telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun setelah private placement yang digelar perseroan telah diserap oleh pengendali saham mereka PT Capital Global Investama (CGInvestama).

Berdasarkan keterbukaan informasi, CGInvestama telah menyerap seluruh private placement Bank Capital yang nilainya mencapai 12,87 miliar lembar saham dengan nominal Rp100 per saham.

Jika mengacu prospektus private placement perseroan, dana yang ditargetkan untuk diserap itu nilainya mencapai Rp1,3 triliun. Dengan begitu, Bank Capital memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun.

Sementara, berdasarkan laporan keuangan per September 2022, Bank Capital masih mencatatkan modal inti Rp2,08 triliun.

4. Bank JTrust (BCIC)

PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) hanya mencatatkan modal inti Rp2,7 triliun per September 2022. Kemudian, Bank JTrust Indonesia mendapatkan suntikan dari pemegang saham pengendali J Trust Co., Ltd. dan melakukan setoran modal sebesar Rp360 miliar pada 13 Desember 2022.

Suntikan modal itu mendapatkan persetujuan OJK pada tanggal yang sama, sehingga dicatat sebagai dana setoran modal yang merupakan bagian dari komponen modal inti posisi 31 Desember 2022.

“Dengan dilakukannya penambahan setoran modal ini, maka perseroan telah memenuhi ketentuan modal inti minimum paling sedikit sebesar Rp3 triliun sebelum 31 Desember 2022,” tulis pernyataan resmi Bank Jtrust Indonesia.

Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai menyampaikan bahwa didukung struktur permodalan yang semakin kuat, perseroan optimis mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun depan serta mampu menghadapi tantangan dan ketidakpastian ke depan.

5. Bank Amar (AMAR)

Bank Amar baru mencatatkan modal inti Rp1,8 triliun per September 2022. Setelah menggelar rights issue, Bank Amar menyerap tambahan modal sebesar 1,28 triliun yang didukung oleh Tolaram Group Inc (Tolaram) selaku pemegang saham pengendali. Akumulasi perolehan dana untuk modal inti Bank Amar pun kini mencapai Rp3,1 triliun

6. Bank Maspion (BMAS)

Bank Maspion baru mencapai modal inti Rp 1,4 per September 2022. Kemudian, KVF mengakuisisi 67,5 persen kepemilikan di Bank Maspion pada 7 Desember 2022.

KVF juga merogoh kocek sekitar Rp4,08 triliun dalam rights issue Bank Maspion. Dengan begitu, Bank Maspion telah memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper