Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meneropong Kinerja Bank BUMN pada Paruh Kedua 2023, Masih Cerah?

Bank-bank BUMN telah merilis kinerja sepanjang semester I/2023, bagaimana prediksi pada paruh kedua tahun ini?
Logo Bank BUMN/Istimewa
Logo Bank BUMN/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank berpelat merah atau bank BUMN rata-rata telah mencatatkan pertumbuhan moncer laba mereka pada paruh pertama 2023. Bagaimana nasibnya pada paruh kedua tahun ini?

Salah satu bank BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp29,56 triliun pada semester I/2023, naik 18,85 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan ada sejumlah faktor utama yang menjadi penopang kinerja BRI, mulai dari kredit mikro dan dana murah yang tumbuh dobel digit.

“Tak hanya itu, kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, serta proporsi fee based income [pendapatan berbasis komisi] yang tumbuh konsisten dan semakin solidnya kinerja perusahaan anak yang tergabung serta terus meningkatkan kontribusi ke BBRI,” ujarnya dalam paparan kinerja, Rabu (30/8/2023).

Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah meraup laba bersih konsolidasi Rp27,7 triliun pada semester I/2023, naik 25,68 persen yoy.

Bank pelat merah lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan laba bersih Rp10,39 triliun pada semester I/2023, naik 17,13 persen yoy.

Kemudian PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatatkan kinerja laba yang tumbuh minimalis hanya 0,23 persen yoy menjadi Rp1,47 triliun pada paruh pertama 2023.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bank-bank pelat merah itu mampu berkinerja moncer karena diuntungkan oleh sejumlah faktor.

"Kondisi keuangan bagus, dukungan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang memberikan peluang dan ruang bagi mereka [bank BUMN] berkreasi," ujar Amin.

Bank BUMN juga mempunyai modal yang kuat untuk menghadapi sejumlah tantangan. Bank misalnya bisa mendigitalisasi bisnis dengan baik dan memacu pertumbuhan aset produktif serta dana pihak ketiga [DPK]. "Ini cukup baik menguntungkan pendapatan dan melesat jauh meninggalkan pesaing," ungkap Amin.

Faktor-faktor tersebut juga menurutnya akan menjadi pendorong kinerja pada paruh kedua 2023. "Pertumbuhan bisnis [bank BUMN] akan tetap baik," ujarnya.

Sementara itu, terdapat tantangan yang akan dihadapi bank BUMN pada tahun ini. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan kinerja keuangan bank BUMN tahun ini bisa saja lesu karena tekanan likuiditas dan utang jumbo BUMN karya.

“OJK [Otoritas Jasa Keuangan] menyebut ada Rp46,21 triliun utang BUMN karya ke bank BUMN. Jika bank BUMN kemudian harus mengeluarkan pencadangan, maka imbasnya ke laba bank BUMN yang tergerus,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/8/2023).

Seiring dengan adanya risiko tekanan likuiditas dan utang jumbo BUMN karya, bank-bank pelat merah memang telah menyiapkan ancang-ancang. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan perseroan telah melakukan upaya mitigasi.

"Kami siapkan mitigasi, apakah itu pencadangan yang perlu ditingkatkan. Debitur seperti WIKA dan Waskita misalnya kita sudah meningkatkan coverage [pencadangan]," ujarnya dalam paparan kinerja Bank Mandiri pada bulan lalu (31/7/2023).

Atas risiko tersebut, Bank Mandiri juga memastikan biaya kredit atau cost of credit secara konsolidasi tetap terjaga. "Cost of credit kami akan stabil di rentang 1,1 persen sampai dengan 1,3 persen," kata Ahmad Siddik.

BNI pun telah ancang-ancang menghadapi sejumlah risiko tahun ini. Secara lebih rinci, manajemen BBNI menuturkan bahwa hingga akhir tahun rasio bantalan terhadap kredit macet (nonperforming loan coverage/NPL coverage) ditargetkan ke posisi 301 persen. 

"Kami berharap monitoring, penanganan, dan kebijakan kualitas kredit yang kami lakukan ini dapat efektif mendukung pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterangan resmi, bulan lalu (9/7/2023).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper