Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Berisiko Bank Dekati Kondisi Prapandemi Jelang Restrukturisasi Berakhir

OJK menyampaikan jumlah kredit restrukturisasi berdampak positif bagi penurunan rasio kredit berisiko (loan at risk/LaR) bank.
Ilustrasi kredit perbankan./ Dok. Freepik.
Ilustrasi kredit perbankan./ Dok. Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 akan segera berakhir pada Maret 2024. Regulator menyebutkan kebijakan ini berdampak pada penurunan kredit berisiko bank.

Hingga kini, angka kredit restrukturisasi Covid-19 terus menurun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Agustus 2023 nilai kredit restrukturisasi turun Rp12,97 triliun dalam sebulan menjadi Rp326,15 triliun. Jumlah nasabah juga turun 10.000 dalam satu bulan menjadi 1,46 juta nasabah.

Adapun jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 yang bersifat targeted atau terbatas mencapai 44,5 persen dari total porsi kredit restrukturisasi Covid-19 atau tinggal Rp145,25 triliun.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengatakan jumlah kredit restrukturisasi berdampak positif bagi penurunan rasio kredit berisiko (loan at risk/LaR) menjadi 12,55 persen per Agustus 2023, dari posisi 12,59 persen per Juli 2023. 

"Ini sudah mendekati LaR sebelum pandemi," ujar Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan OJK pada Senin (9/10/2023).

Dian menambahkan, regulator juga memitigasi kemungkinan terjadinya pemburukan saat relaksasi kredit Covid-19 berakhir. "Kita antisipasi misalnya dengan mendorong bank membentuk pencadangan yang memadai," ujarnya.

OJK mencatat jumlah cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang telah dibentuk bank relatif stabil, dengan nilai CKPN kredit pada Agustus 2023 mencapai Rp346,7 triliun. Sementara coverage CKPN restrukturisasi Covid-19 diestimasikan naik ke level 30 persen. 

Menurutnya, pencadangan yang memadai dapat memitigasi kredit restrukturisasi Covid-19 yang menjadi kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL). "Jadi tidak akan pengaruhi kinerja bank secara signifikan," tutur Dian.

Sementara itu, sejumlah perbankan Tanah Air terpantau kompak mencatatkan penurunan kredit berisiko yang tercermin dalam rasio loan at risk (LAR) pada semester I/2023.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya, yang mencatat rasio kredit berisiko yang turun ke 8,7 persen per semester I/2023, dibandingkan 12,3 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan penurunan LAR sebagian besar disebabkan oleh debitur yang kembali ke pembayaran normal seiring dengan pemulihan bisnis debitur dan perbaikan kondisi ekonomi.  

“Sementara itu, rasio kredit bermasalah [NPL] tercatat sebesar 1,9 persen pada semester I/2023, turun dari 2,2 persen di tahun sebelumnya,” ujarnya.

Tercatat, rasio NPL coverage BCA sebesar 257 persen serta LAR coverage sebesar 62 persen, salah satu yang paling tinggi di industri perbankan. Biaya pencadangan perseroan juga terus dievaluasi sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi ekonomi.

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga mencatatkan tren penurunan LAR. Di mana, LAR yang sebelumnya 18,5 persen pada Juni 2022 menjadi 13,3 persen 2023.

Bahkan, jika dirinci September 2022 CIMB Niaga mencatatkan LAR 17,3 persen, lalu menjadi 15,1 persen pada Desember 2022. Lalu, angka ini kian turun menjadi 13,9 persen pada Maret 2023.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan hal ini seiring dengan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BNGA susut dari 3,53 persen pada Juni 2022 menjadi 2,53 persen pada Juni 2023. 

Sementara NPL nett susut dari 0,98 persen per Juni 2022 menjadi 0,75 persen per Juni 2023. “Di akhir tahun ini [LAR] paling minimum kita pertahankan atau sebetulnya bahkan bisa lebih baik. Jadi, untuk bisa mempertahankan capaian ini, aset kualitasnya harus balance naik, dan tentunya aset management-nya terkelola baik,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper