Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Re Pelan-pelan Perbaiki RBC di Tengah Penundaan PMN

Indonesia Re telah menargetkan perbaikan tingkat kesehatan finansial (RBC) mencapai 200% sambil menunggu suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1 triliun.
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, BANDUNG — PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re telah menargetkan perbaikan tingkat kesehatan finansial (RBC) mencapai 200%, setelah sebelumnya sempat mendekati ambang batas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 121% pada Maret 2023.

Perbaikan tersebut diharapkan bisa dicapai Indonesia Re setelah mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1 triliun pada tahun ini. Namun hingga sampai saat ini perusahaan reasuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut belum mendapatkannya.

“Benar agak sulit untuk mencapai 200% yang kami canangkan, karena 200% waktu itu apabila dengan asumsi PMN. Namun karena Pemerintah punya prioritas lain, kami dijanjikan di undur sampai 2024,” kata Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu dalam acara Media Gathering di Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/12/2023).

Kendati demikian, Benny mengatakan bahwa tingkat kesehatan finansial pelan-pelan menunjukan perbaikan yakni 134,55% pada November 2023, naik sedikit dibandingkan posisi pada November 2022 yakni 132,29%.

Selain itu, menurut Benny angka tersebut juga tidak kurang dari yang dipersyaratkan OJK yakni minimum 120%. Menurutnya kenaikan ke level 134,55% tersebut bisa didapatkan secara organik.

Di mana perusahaan mencatatkan perbaikan dari sisi hasil underwriting yang mencapai sebanyak Rp82 miliar, atau meningkat 288% dibandingkan dengan Rp21 miliar pada November 2022. Menurut Benny hasil underwriting bisa menjadi salah satu tolak ukur, karena nantinya diturunkan menjadi laba.

Dia juga menekankan bahwa perusahaan ingin fokus kepada pencetakan laba, alih-alih hanya kenaikan premi reasuransi saja. Pasalnya apabila fokus pada kenaikan premi, tapi risiko yang ditanggung atau klaimnya makin besar, perseroan justru merugi.

“Kami ingin memberikan credit value kepada semua stakeholder dalam hal ini dividen kepada pemegang saham. Kalau dividennya tidak dibagikan akan terjadi penebalan di sisi ekuitas, artinya permodalan kami akan semakin kuat. Itu yang disebut organik,” ungkapnya.

Indonesia Re pun akan kembali mengajukan PMN sebanyak Rp1 triliun yang berasal dari dana cadangan investasi pemerintah pada 2024. Untuk memperkuat permodalan, perseroan juga akan membuka kemungkinan untuk mengajukan subordinated loan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan menjalin kerja sama dengan strategic investor.

Dana tersebut nantinya akan diprioritaskan untuk penambahan modal terutama menjaga solvabilitas perusahaan. Dengan basis modal yang kuat, Indonesia Re diharapkan dapat memperoleh peringkat internasional, dan membuka peluang bisnis di pasar global.

Pada November 2023, Indonesia Re mencatatkan total laba komprehensif sebanyak Rp38 miliar, setelah pada November 2022 mencatatkan kerugian sebanyak Rp39 miliar.

Catatan laba tersebut didorong oleh perbaikan hasil underwriting sebanyak Rp82 miliar, atau meningkat 288% dibandingkan dengan Rp21 miliar pada November 2022. Selain itu, perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi sebanyak Rp5,67 triliun.

Angka tersebut tumbuh 5,47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp5,38 triliun. Namun hasil invetasi perseroan turun 19,86% menjadi Rp234 miliar dari sebelumnya Rp292 miliar.

Dari sisi lialibitas yang ditanggung perseroan mencapai Rp9,4 triliun atau meningkat 28,9% dari sebelumnya Rp7,35 triliun. Sementara ekuitas perusahan mencapai Rp2,6 triliun atau sedikit turun 4,4% dari Rp2,73 triliun. Jumlah aset perusahaan mencapai Rp12,5 triliun atau naik 18,45% dibandingkan Rp10,5 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper