Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Longgarkan Likuiditas, Duit Balik ke Bank Rp81 Triliun per 1 Juni 2024

BI berencana melonggarkan likuiditas senilai Rp81 triliun ke perbankan mulai 1 Juni 2024. Ini syaratnya.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan menambah dosis suntikan likuiditas senilai Rp81 triliun ke perbankan mulai 1 Juni 2024. Alhasil, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) per Juni nanti mencapai Rp246 triliun.  

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan kebijakan tambahan insentif ini merupakan usaha bank sentral untuk menjaga target pertumbuhan kredit 10%-11% pada tahun ini dapat tercapai. 

“Kami masih yakin pertumbuhan kredit 10%-11% masih bisa tercapai, yaitu dengan tambahan likuitas dan bagi bank yang menyalurkan kredit bisa menggunakan SBN untuk repo ke BI,” tuturnya dalam konferensi pers, dikutip Kamis (9/5/2024). 

Selain itu, tambahan amunisi bagi perbankan ini juga untuk memastikan kebutuhan likuiditas untuk menyalurkan kredit terpenuhi.

Dengan demikian, perbankan tidak perlu menaikkan suku bunga kredit. 

Di sisi lain, Bank Indonesia juga memberikan tambahan sektor pendukung ekonomi, yaitu sektor otomotif, perdagangan, LGA (listrik, gas, dan air), serta jasa sosial.  

Nantinya, perbankan yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor tersebut, akan mendapatkan insentif likuiditas maksimal 0,5%. 

Sebelumnya, hanya penyaluran kredit ke sektor hilirisasi (minerba & nonminerba), perumahan, dan pariwisata saja yang mendapatkan insentif tersebut. 

Harapannya, lanjut Perry, perbankan akan semakin semangat dalam menyalurkan kredit karena adanya penuruanan giro wajib minimum (GWM) melalui insentif tersebut.  

Pada kesempatan berbeda, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI Nugroho Joko Prastowo menyampaikan pada semester 2024 nanti, Bank Indonesia masih akan memberikan tambahan insentif senilai Rp34 triliun.  

Pasalnya, kebijakan makroprudensial ini menjadi jamu manis agar pelaku usaha tetap optimis, perbankan optimis, dan kredit tetap jalan. 

Tujuannya menjaga pertumbuhan kredit tetap tinggi dan berdampak pada pergerakan investasi dan menjaga target pertumbuhan ekonomi. 

“Harapannya kredit terus meningkat, karena ada insentif. Sekarang insentif yang sudah dimanfaatkan bank Rp165 triliun, Juni dapat lagi jadi Rp246 triliun, kita proyeksikan bank semangat lagi, tambah lagi [Rp34 triliun] jadi total Rp280 triliun,” ujarnya beberapa waktu lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper