Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Banyak Simpan Duit, DPK Perbankan Melimpah!

Dana pihak ketiga (DPK) perbankan melesat hingga Mei 2024 gara-gara banyak korporasi yang simpan uang.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Simpanan nasabah di bank atau raupan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih mencatatkan pertumbuhan pesat hingga Mei 2024. Kinerja DPK perbankan terdorong oleh moncernya simpanan korporasi.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), penghimpunan DPK pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.427,8 triliun, tumbuh 8,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya atau April 2024 8,1% yoy.

"Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi 20,2% yoy," tulis BI dalam laporannya pada Jumat (21/6/2024). Laju DPK korporasi pada Mei 2024 lebih kencang dibandingkan April 2024 yang tumbuh 15,3%.

Adapun, DPK perorangan tumbuh 1,9% yoy per Mei 2024, melambat dibandingkan April 2024 yang tumbuh 2,2%.

Berdasarkan jenis simpanannya, pada Mei 2024 giro tumbuh sebesar 14,7% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 11,2% yoy. 

Tabungan tumbuh sebesar 4,9% yoy, setelah tumbuh 4,7% yoy pada bulan sebelumnya. Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,9% yoy, setelah tumbuh 8,7% yoy pada April 2024.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan pertumbuhan DPK paling tinggi memang disumbang oleh simpanan nasabah korporasi.

"Artinya korporasinya profitable, mereka punya ekses dananya ditempatkan di DPK," ujarnya pada bulan lalu (22/5/2024).

Dengan moncernya DPK perbankan, likuiditas yang tecermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat memadai di level 25,78%. 

Kemampuan DPK pun mampu menopang kredit pada Mei 2024 yang mencapai Rp7.311,7 triliun, tumbuh 11,4% yoy.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa juga memperkirakan pertumbuhan DPK akan segera membaik lagi pada tahun ini setelah akhir tahun lalu lesu. Pada periode akhir tahun lalu, DPK perbankan hanya tumbuh di kisaran 3%. 

"Uang di paruh kedua akan lebih banyak beredar di sistem. Ekonomi bergerak, simpanan makin tinggi," ujar Purbaya dalam acara Konferensi Pers Penetapan Tingkat Suku Bunga Penjaminan LPS pada awal tahun ini (30/1/2024). 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper