Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Kenaikan Bunga Acuan, BI Andalkan 2 Strategi Ini untuk Stabilkan Rupiah

BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate dan memilih strategi lain untuk menahan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memandang bahwa kenaikan suku bunga acuan atau BI-Rate saat ini masih belum perlu dilakukan mengingat laju inflasi domestik yang rendah dan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. 

Hal ini yang mendasari BI dalam memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate pada level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2024.

“Pada saat ini [BI] belum perlu naikkan BI-Rate, cukup dengan intervensi dan SRBI [Sekuritas Rupiah Bank Indonesia] karena inflasi rendah, hanya 2,84% [per April 2024] dan tahun ini [diperkirakan] tetap rendah, supaya tidak berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja di Komisi XI DPR, Senin (24/6/2024).

Perry menjelaskan dengan tetap dipertahankannya suku bunga acuan, BI akan terus melakukan intervensi di pasar, juga mengoptimalkan instrumen (SRBI) dengan menaikkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.

Di sisi intervensi, Perry mengatakan bahwa strategi ini terus dilakukan, tercermin dari posisi cadangan devisa Indonesia yang saat ini sebesar US$139,0 miliar, turun dari posisi Januari 2024 yang sebesar US$145,1 miliar.

“Kami gunakan untuk intervensi sehingga kenapa cadangan devisa sekarang yang tempo hari di atas US$140 miliar sekarang menjadi US$139 miliar. Ini respons yang segera kami lakukan intervensi, sampai sekarang pun terus dilakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah,” jelasnya.

Selain itu, sebagai upaya menarik modal asing masuk ke pasar keuangan domestik dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, BI juga menaikkan tingkat imbal hasil SRBI yang tinggi, bahkan di atas tingkat imbal hasil SBN.

“Dan kami akan terus gunakan intervensi dan SRBI terus-terusan supaya terus terjadi inflow, tentu saja sambil menunggu perkembangan faktor global dan domestik ke depan,” katanya.

Perry optimistis, nilai tukar rupiah ke depan akan bergerak stabil, bahkan akan cenderung menguat, dikarenakan fundamental Indonesia yang baik saat ini.

Hal ini tercermin dari laju inflasi yang rendah dan diperkirakan tetap terjaga pada kisaran 1,5% hingga 3,5% hingga akhir 2024, pertumbuhan ekonomi yang kuat dengan perkiraan 4,7%-5,5% pada 2024, juga defisit transaksi berjalan yang rendah, diperkirakan mencapai -0,1% hingga 0,9% tahun ini.

Di samping strategi intervensi dan pengoptimalan instrumen SRBI, Perry menyampaikan bahwa BI juga melakukan upaya stabilisasi rupiah dengan instrumen suku bunga acuan, sebagaimana pada April 2024 yang dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.

“Sesuai dengan mandat BI, tentu saja kami akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan tiga instrumen tadi, intervensi, SRBi, dan kalau memang diperlukan adalah kenaikan BI-Rate,” tutur Perry.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper