Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Superapp jadi Mesin Baru Bank Jumbo Tarik Dana Murah saat Era Bunga Tinggi

Superapp dinilai mampu mengerek dana murah (current account saving account/CASA) yang diincar bank di tengah tantangan tingginya suku bunga acuan pada 2024.
Ilustrasi aplikasi superapp bank/Dok. Freepik
Ilustrasi aplikasi superapp bank/Dok. Freepik

Tantangan Pengembangan Superapp

Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penyediaan superapp oleh bank-bank besar di Indonesia pada dasarnya adalah untuk meningkatkan layanan kepada nasabahnya dengan tidak hanya menyediakan layanan perbankan tradisional.

Bank pun menyediakan berbagai layanan mulai dari gaya hidup, investasi, dan e-commerce, serta menciptakan ekosistem finansial yang lengkap bagi nasabah.

"Superapp juga memang dapat menjadi alat yang efektif untuk menarik CASA, meningkatkan fee based income, dan mendorong pertumbuhan bisnis bank," katanya kepada Bisnis pada Selasa (9/7/2024).

Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi bank dalam pengembangan superapp itu. "Tantangannya kompleksitas pengoperasian, pemeliharaan, dan risiko keamanan yang turut meningkat. Kompleksitas superapp berpotensi membingungkan nasabah, dan integrasi layanan yang belum optimal dapat menyebabkan ketidakpuasan," ujarnya.

Apalagi, sektor perbankan rawan terkena serangan siber. Berdasarkan data dari Checkpoint Research 2022, sektor jasa keuangan termasuk perbankan mendapatkan 1.131 kali serangan siber setiap pekannya. 

Sementara, data International Monetary Fund (IMF) pada 2020 menyebutkan total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber di sektor jasa keuangan secara global mencapai sekitar US$100 miliar.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha mengatakan sektor perbankan kerap kali menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber karena mempunyai nilai ekonomi yang besar. “Perbankan selalu akan dilihat pertama, karena ini adalah industri yang berjalan berdasarkan kepercayaan dan keamanan,” tuturnya.

Tahun lalu, serangan siber juga dikabarkan menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS). Bank syariah terbesar di Indonesia itu diduga mengalami kebocoran data nasabah oleh kelompok ransomware LockBit di situs dark web. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper