Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DBS Indonesia Optimistis Bisnis Wealth Management Makin Moncer Tahun Depan

Bank DBS Indonesia meyakini bisnis pengelolaan dana nasabah kaya atau wealth management makin berkembang pada 2025.
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS

Bisnis.com, JAKARTA - Bank DBS Indonesia optimistis bisnis pengelolaan dana nasabah kaya atau wealth management akan semakin merekah pada tahun depan seiring dengan potensi penurunan suku bunga acuan global atau Fed Fund Rate (FFR).

Director Consumer Banking DBS Indonesia Melfrida Gultom mengatakan dengan adanya peluang The Fed memangkas suku bunga acuannya pada akhir tahun ini, diharapkan akan semakin banyak dana yang akan masuk ke Indonesia.

Jika aliran dana masuk ke Tanah Air semakin deras, bisnis wealth management perbankan bakal semakin pesat bertumbuh. Apalagi, produk investasi juga semakin bertambah, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) di samping produk yang sudah ada, misalnya sukuk pemerintah atau obligasi negara ritel (ORI).

"Saya rasa pemerintah akan semakin melihat perkembangan global wealth management dan diharapkan arahnya seperti itu sehingga kita memiliki kesempatan untuk memperluas produk," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Tak hanya itu, Melfrida menambahkan peluang pertumbuhan bisnis wealth management juga didorong oleh jumlah masyarakat yang memiliki dana Rp500 juta ke atas yang semakin bertambah. Mengutip data dari LPS per April 2024, jumlah rekening dengan simpanan Rp500 juta hingga Rp5 miliar naik sekitar 6% sepanjang atu tahun terakhir.

Begitu juga dengan nominal simpanan Rp500 juta hingga Rp5 miliar di bank juga meningkat 9% pada periode yang sama. "Jadi, saya rasa, sangat optimis [untuk bisnis wealth management tahun depan] meskipun ada perubahan kabinet [pemerintahan di Indonesia] dan ada presiden baru di Amerika," jelasnya.

Dia pun juga meyakini bisnis wealth management perseroan pada 2025 akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Melfrida pun menyebutkan DBS Indonesia memproyeksikan bisnis pengelolaan dana nasabah kaya bisa tumbuh dobel digit pada tahun depan.

Solusi bagi Nasabah DBS

Berdasarkan studi Customer Immersion DBS Indonesia pada 2024 menunjukkan segmen ritel, priority, dan private banking memiliki kebutuhan bersama dalam mencari mitra yang dapat memberikan panduan dan berdiskusi mengenai peluang investasi dan bisnis.

Meski begitu, masing-masing segmen menghadapi tantangan yang berbeda. Bagi segmen ritel, investasi dianggap terlalu rumit untuk dipahami, sedangkan segmen priority banking mengaku kesulitan dalam menemukan mitra yang dapat diandalkan untuk mendukung pertumbuhan di setiap aspek kehidupan, dari finansial, bisnis, hingga pertumbuhan aspek pribadi.

Segmen private banking menghadapi kompleksitas informasi di tengah kesibukan memperkuat bisnis seiring mempersiapkan generasi penerus.

Dalam upayanya mendukung seluruh segmen, Bank DBS Indonesia menghadirkan solusi yang dipersonalisasi sesuai profil masing-masing segmen.

Solusi ini mencakup insight lokal dan regional, jaringan internasional Bank DBS, layanan perbankan bisnis dan investasi (Consumer Banking Group dan Institutional Banking Group), serta insight yang dipertajam oleh Artificial Intelligence (AI).

Bank DBS Indonesia pun mendorong wealth penetration melalui peningkatan literasi finansial serta memperluas akses produk-produk investasi di dalam ekosistem digibank by DBS bersama mitra non-perbankan di sektor wealth technology. Kemitraan ini akan terus diperluas di 2025 untuk mengakselerasi pertumbuhan wealth di Bank DBS Indonesia.

Bank DBS Indonesia juga menyelenggarakan rangkaian wealth literacy untuk seluruh segmen, mulai dari kelas edukasi finansial digibank Live & Learn untuk nasabah digibank by DBS, hingga Smart Talk untuk nasabah DBS Treasures dan DBS Treasures Private Client.

Bank DBS Indonesia turut memperluas ragam akses ke solusi investasi berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menghasilkan potensi return lebih tinggi sekaligus memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan sejalan dengan laporan “Asset and Wealth Management Revolution 2022” oleh PwC, yang memprediksi AUM berorientasi ESG di Asia Pasifik bertumbuh lebih dari tiga kali lipat atau mencapai US$3,3 triliun pada 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper