Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Laba Semester I/2024 Bank Milik Crazy Rich RI (Chairul Tanjung, Duo Hartono Cs)

Deretan bank besutan orang terkaya di Indonesia mencatatkan kinerja laba yang berbeda pada semester I/2024.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah konglomerat seperti Hartono bersaudara hingga Chairul Tanjung memiliki portofolio bisnis di sektor perbankan. Deretan bank besutan konglomerat tersebut mencatatkan kinerja laba yang berbeda-beda nasibnya pada semester I/2024.

PT Bank Mega Tbk. (MEGA) milik Chairul Tanjung misalnya telah meraup laba bersih Rp1,22 triliun pada semester I/2024. Labanya susut 37,67% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Ro1,97 triliun.

Bank milik taipan Anthony Salim PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) juga mencatatkan kinerja laba yang merosot 40,26% yoy menjadi Rp68,88 miliar pada semester I/2024.

Lalu, PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik Dato Sri Tahir mencatatkan kinerja laba yang jeblok 52,74% yoy menjadi Rp24,41 miliar pada paruh pertama 2024.

PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik taipan Hary Tanoesoedibjo juga mencatatkan penurunan laba 25,34% yoy menjadi Rp29,47 miliar pada paruh pertama 2024.

Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan bank memang menghadapi tantangan tingginya suku bunga acuan yang berdampak pada biaya dana atau cost of fund perbankan pada paruh pertama tahun ini.

Meski begitu, ke depan Bank MNC optimistis kinerja laba akan membaik. “Kami berupaya untuk mengurangi beban margin dengan meningkatkan komposisi dana murah," kata Rita dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.

Meski begitu, sebagian bank miliki taipan mencatatkan kinerja laba yang moncer pada paruh pertama 2024. PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) milik Hartono bersaudara misalnya membukukan laba senilai Rp26,9 triliun pada semester I/2024, naik 11,1% yoy.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja laba bank ditopang oleh moncernya penyaluran kredit yang tumbuh 15,5% yoy menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.

"Pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Kredit tumbuh didukung oleh sektor korporasi dan UMKM," ujar dalam konferensi pers paparan kinerja semester I/2024 pada bulan lalu (24/7/2024).

Selain itu, PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik James Riady mencatatkan pertumbuhan laba dua kali lipat pada semester I/2024 menjadi Rp127,74 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp62,62 miliar.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai konglomerat membesut bank untuk memperkuat ekosistem bisnisnya. 

Adapun, melalui ekosistem grup usaha yang luas, bank bisa meraup dukungan kinerja. Bank bisa melempar kredit dengan aman serta menampung dana pihak ketiga (DPK) yang murah.

“Bank konglomerat itu modalnya juga kencang jadi bisa ekspansi apa saja. Lalu, komitmen pemegang saham pengendali kuat. Apalagi, bisnis mereka [konglomerat] banyak, pasti perlu dukungan finansial dan menjadi keharusan maintain kinerja bank," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper