Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Paylater, Bisnis Kartu Kredit Tetap Melaju pada Semester I/2024

Jumlah kartu kredit yang beredar per Juni 2024 mencapai 18 juta unit, lebih tinggi dibandingkan periode sama sebelumnya dengan jumlah 17,59 juta unit.
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis kartu kredit perbankan tetap melaju pada semester I/2024 di tengah perkembangan layanan buy now pay later (BNPL) oleh bank yang kian merebak.

Bank Indonesia (BI) melalui Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan mencatat bahwa jumlah kartu kredit yang beredar per Juni 2024 mencapai 18 juta unit, lebih tinggi dibandingkan periode sama sebelumnya dengan jumlah 17,59 juta unit.

Perkembangan itu diiringi dengan meningkatnya volume transaksi kartu kredit dari 31,87 juta transaksi menjadi menjadi 37,07 juta transaksi, naik 16,33% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Alhasil, nilai transaksi kartu kredit pun tumbuh 4,18% yoy dari level Rp33,67 triliun menjadi Rp35,08 triliun per Juni 2024.

Tren secara industri itu sejalan dengan kondisi yang ada pada sejumlah pemain. PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyebut bahwa penggunaan kartu kredit oleh nasabah tetap stabil meski bisnis paylater semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Direktur Consumer Banking Bank Permata Djumariah Tenteram mengungkapkan bahwa penyaluran kredit bank per semester I/2024 terus meningkat, terutama dari segmen nasabah tajir alias affluent

"Secara keseluruhan, bisnis kartu kredit meningkat hampir mendekati 20%. Sementara itu, pada segmen affluent, PermataBank Private mencatat peningkatan pengeluaran lebih dari 30%," jelasnya di sela peluncuran PermataUltimate Card di Jakarta Pusat, dikutip Kamis (5/9/2024).

Dirinya memaparkan, perbedaan segmen nasabah dan ukuran transaksi membuat kartu kredit dan BNPL tidak bersaing secara langsung.

Menurut Djumariah, kartu kredit umumnya digunakan oleh nasabah segmen menengah ke atas dengan nilai transaksi yang lebih besar, sedangkan BNPL lebih banyak digunakan oleh segmen di bawahnya. Dengan demikian, kedua jenis bisnis ini dinilai tidak terlalu bersaing.

Hal serupa berlaku di lingkup PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi memaparkan bahwa hingga saat ini, kondisi kredit konsumer yang terdiri dari kartu kredit dan personal loan bertumbuh 13%-15% dibandingkan tahun sebelumnya, seperti komponen kredit otomotif alias kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan rerata pertumbuhan 15%.

“Jadi dua ini, baik untuk auto-business maupun credit card dan personal loan, [pertumbuhannya] di atas double digitVery strong growth,” katanya kepada wartawan di sela-sela Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/8/2024).

Menilik presentasi kinerja keuangan CIMB Niaga pada semester I/2024, tercatat kredit konsumer tumbuh 5,8% YoY menjadi senilai Rp73,38 triliun per Juni 2024. Lalu, kartu kredit dan personal loan tumbuh 12,4% YoY menjadi Rp16,20 triliun, sedangkan KPR hanya tumbuh 1,4% YoY menjadi Rp42,89 triliun.

Terkait peluncuran layanan paylater oleh CIMB Niaga, Dede–sapaan akrabnya–sempat mengatakan bahwa perusahaan masih dalam proses pengembangan sistem, sembari menunggu kapan waktu yang paling strategis untuk merilis produk tersebut.

“Karena kami memang melihat juga ya, ada dua hal. Satu, terkait sistem yang lagi di-develop [kembangkan]. Sama kedua timing-nya, jadi ada prioritas yang memang kita jalanin dulu,” ujarnya, dikutip Sabtu (24/8/2024). 

Kendati demikian, Dede ini mengatakan bahwa fungsi paylater sejatinya telah berjalan dalam produk kartu kredit CIMB Niaga. Menurutnya, melalui kartu kredit itu, nasabah mempunyai pilihan untuk mengubah tagihan transaksi ritel menjadi cicilan 0% dengan tenor 3 hingga 6 bulan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper