Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Literasi & Inklusi Keuangan Syariah Masih Rendah, OJK Minta Sinergi Semua Pihak

OJK mencatat indeks literasi keuangan syariah hanya sebesar 39,11%, sementara inklusi keuangan syariah 12,88%, jauh di bawah tingkat secara keseluruhan.
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta semua pihak bersinergi dalam mengerek indeks literasi dan inklusi keuangan penduduk Indonesia yang masih rendah.

OJK sebelumnya merilis indeks yang menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%.

Angka itu timpang dengan sektor syariah yang mana tingkat literasinya hanya sebesar 39,11%, sementara indeks inklusi keuangan syariah 12,88%.

“Ini harus total football, kita kerjakan bersama-sama antara pemerintah, regulator, pelaku usaha jasa keuangan, akademisi, hingga media,” katanya dalam konferensi pers Indonesia Sharia Financial Olympiad di Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Menurutnya, sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar, Indonesia telah memiliki modal untuk memperluas keuangan syariah dengan memiliki sejumlah destinasi halal dunia, kemajuan pasar modal, hingga perbankan.

Namun demikian, Kiki–sapaan akrabnya–menggarisbawahi bahwa Indonesia tak boleh tertinggal dari negara-negara lain dari sisi perkembangan sektor keuangan syariah.

Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Hasanudin mengatakan bahwa pengembangan keuangan syariah Tanah Air telah diupayakan oleh banyak pihak, antara lain Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) hingga Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). 

Dari internal MUI, pihaknya juga tengah bergeliat memberikan sosialisasi atau pelatihan kepada ormas Islam mengenai fikih muamalat, yang menjadi kunci prinsip syariah dalam keberlangsungan suatu lembaga jasa keuangan.

Selain itu, dirinya juga menyoroti sejumlah sektor yang dinilai mampu menyokong keberlangsungan keuangan syariah di Indonesia, seperti halnya kebutuhan logistik pada saat musim haji.

“Kalau kita mau bekerja sama, semua pihak terlibat, insyaallah Indonesia menjadi pimpinan ekonomi syariah, ekonomi halal itu bisa terjadi. Semuanya bisa bekerja sama,” tandas Hasanudin pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper