Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Utama Finance Ungkap Strategi Antisipasi Dampak Kenaikan PPN 12%

Mandiri Utama Finance (MUF) mengungkap strategi untuk mengantisipasi dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun depan.
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Kamis (4/7/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Kamis (4/7/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan atau leasing PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengungkap strategi untuk mengantisipasi penurunan permintaan kredit akibat wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun depan. Kenaikan tarif PPN tersebut dinilai mampu mempengaruhi daya beli masyarakat. 

Direktur MUF Rully Setiawan mengatakan untuk mengantisipasi kenaikan PPN, pihaknya berfokus untuk menjaga daya saing dan memberikan layanan terbaik kepada konsumen. MUF juga akan terus memperkuat efisiensi operasional, mengedepankan inovasi digital dalam layanan, serta menawarkan program promosi menarik. 

“Seperti tahun ini, kami bekerja sama dengan Gaikindo untuk menggelar MUF GJAW [Mandiri Utama Finance Gaikindo Jakarta Auto Week] 2024 pada 22 November hingga 1 Desember 2024 di ICE BSD, Tangerang yang akan diikuti oleh lebih dari 80 merek otomotif dengan berbagai promo menarik lainnya,” kata Rully kepada Bisnis, pada Kamis (21/11/2024). 

Pada 2025, Rully mengatakan pihaknya juga akan memaksimalkan pertumbuhan pembiayaan melalui captive market yaitu nasabah referral Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), serta perbankan lainnya. Di samping itu, MUF juga akan memperluas penetrasi pembiayaan reguler melalui dealer, showroom, mitra, dan customer to customer

“Strategi ini diproyeksikan dapat mendorong kinerja penyaluran pembiayaan MUF pada 2025,” kata Rully. 

Rully menyadari kenaikan PPN mungkin bisa memengaruhi daya beli masyarakat terhadap penjualan kendaraan bermotor, terutama dalam jangka pendek. Maka dari itu, industri pembiayaan yang merupakan bagian dari ekosistem industri otomotif juga berpotensi untuk terdampak.

Namun demikian, Rully menyebut MUF masih optimitis pembiayaan akan tetap tumbuh. Terlebih MUF memiliki multi produk dan multi channel yang merupakan keunggulan perusahaan.

Dia mengatalan pihaknya optimitis penyaluran pembiayaan dapat didukung oleh tren pemulihan ekonomi dan peningkatan kebutuhan mobilitas sebagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dapat mencapai 8%. 

Lebih lanjut, pihaknya melihat kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% pada 2025 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat basis penerimaan negara. Sebagai pelaku industri pembiayaan, pihaknya memahami kebijakan fiskal ini bertujuan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 

“Kami tetap optimis bahwa sektor pembiayaan kendaraan akan terus berkembang seiring dengan pemulihan ekonomi nasional,” katanya. 

Sampai dengan Oktober 2024, total piutang pembiayaan yang dikelola MUF mencapai Rp34,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 15,4% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut didominasi oleh segmen pembiayaan mobil baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper