Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bullion Bank Diprediksi Beri Nilai Tambah Bisnis Emas hingga Rp50 Triliun

Bullion bank dinilai berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas.
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan merilis bank emas atau bullion bank pada hari ini, Selasa (26/2/2025). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan usaha bulion ini dapat meningkatkan nilai tambah ekosistem emas.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bullion bank berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi.

"Dengan tambahan value added hingga sebesar Rp30 triliun-Rp50 triliun," ujarnya dalam jawaban tertulis yang dirilis pada Jumat (21/2/2025).

Oleh karena itu, lanjut Dian, potensinya sangat besar dengan didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini, antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales, dan retailers serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis.

Lebih jauh, Dian menyampaikan dengan potensi peningkatan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia melalui bank emas, prospek bisnis bullion diyakini semakin baik ke depannya.

"Pengembangan usaha bulion akan memberikan keuntungan bagi tiga pihak yaitu pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha, serta Lembaga Jasa Keuangan [LJK]," kata Dian.

Adapun, hingga saat ini OJK telah memberikan izin usaha bulion kepada dua lembaga jasa keuangan, yaitu PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI). Izin Pegadaian diberikan pada 23 Desember 2024, sedangkan izin untuk BSI telah diberikan pada 12 Februari 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar dalam industri emas.

Berdasarkan data U.S. Geological Survey, Indonesia berada di peringkat ke delapan sebagai negara penghasil emas terbesar di dunia dengan produksi tahunan mencapai 110 ton pada 2023. Selain itu, lanjut Agusman, Indonesia juga menduduki peringkat keenam dalam daftar negara dengan cadangan emas terbesar, yang mencapai 2.600 ton.

“Potensi emas dalam negeri ini dapat dimobilisasi ke sistem keuangan untuk dimonetisasi melalui usaha bullion yang dapat meningkatkan likuiditas, mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil, serta dapat berperan sebagai enabler dalam menjembatani keseimbangan antara pasokan dan permintaan emas di Indonesia,” kata Agusman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper