Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. optimitis dapat memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran dengan berbagai strategi guna meningkatkan penyaluran pembiayaan, baik konvensional maupun syariah.
Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance, Sylvanus Gani, mengatakan bahwa Ramadan dan Lebaran secara historis menjadi musim yang mendorong kenaikan pembiayaan.
“Secara historikal, momen Ramadan dan Lebaran menjadi season yang biasanya terjadi kenaikan penyaluran pembiayaan, baik untuk pembiayaan konvensional maupun syariah,” kata Gani kepada Bisnis, pada Sabtu (15/3/2025).
Menurut Gani, lonjakan kebutuhan masyarakat pada periode ini didorong oleh berbagai faktor, terutama keperluan transportasi untuk mudik dan belanja konsumtif seperti keperluan kendaraan transportasi untuk perjalanan mudik, belanja makanan, biaya untuk mudik, dan lainnya.
Permintaan terhadap kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, biasanya meningkat karena banyak masyarakat yang membutuhkan sarana transportasi baru atau tambahan untuk perjalanan mudik. Selain itu, kebutuhan dana tambahan untuk pengeluaran selama Ramadan dan Lebaran juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan permintaan pembiayaan.
Untuk menangkap peluang ini, Adira Finance menyiapkan berbagai strategi guna menarik lebih banyak konsumen. Salah satu langkah utama adalah menghadirkan program dan promo menarik bagi pelanggan.
Baca Juga
“Salah satu upaya perseroan untuk mendorong pembiayaan pada musim ini adalah dengan menawarkan beragam program dan promo menarik kepada konsumen,” kata Gani.
Meskipun agresif dalam memanfaatkan momentum Ramadan, Adira Finance tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan.
Termasuk memberikan pembiayaan yang tersegmentasi sesuai dengan risk appetite Perusahaan agar tetap dapat mempertahankan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.
Selain strategi pemasaran dan promo, Adira Finance juga memperkuat aspek pengelolaan risiko guna menjaga kualitas pembiayaan. Perusahaan memastikan bahwa proses penagihan dilakukan secara efektif untuk mengurangi potensi kredit macet.
“Selain itu, Perusahaan terus memastikan kegiatan penagihan dilakukan secara efektif untuk mengurangi potensi kredit macet,” tutur Gani.
Di sisi lain, Adira Finance juga meningkatkan kapasitas operasional dengan menambah jumlah karyawan di cabang atau area tertentu yang membutuhkan tenaga tambahan. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kelancaran operasional sekaligus memitigasi risiko kredit.
Secara keseluruhan, Adira Finance mencatat pembiayaan baru sebanyak Rp36,6 triliun hingga akhir 2024. Pembiayaan baru perusahaan mengalami koreksi sebesar 12% secara tahunan (year on year/YoY).
Namun, Adira Finance berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan non-otomotif sebesar 10%, yang mana sebagian besar didominasi oleh produk multiguna atau dana tunai (Solusi Dana).
Hingga Desember 2024, Solusi Dana tercatat sebesar Rp9 triliun atau meningkat sebesar 11% dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, untuk pembiayaan sektor otomotif, sekitar 80% merupakan penyaluran atas pembiayaan kendaraan baru, dan sisa 20% diberikan kepada pembeli kendaraan bekas.
Sementara pembiayaan syariah perusahaan mencapai sebanyak Rp13 triliun pada akhir 2024. Angka ini mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3% YoY.