Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Moncer Pasar Paylater Indonesia Ditaksir Capai Rp129 Triliun di 2025

Pada 2030, pasar BNPL diproyeksikan tumbuh sekitar Rp204 triliun meningkat dari pasar BNPL 2024 sebesar Rp114 triliun.
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik
Ilustrasi seseorang menggunakan fitur paylater. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar buy now paylater (BNPL) di Indonesia masih sangat menjanjikan.

Berdasarkan kinerja sampai akhir 2024, pertumbuhan pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan (multifinance) tumbuh 37,6% Year-on-Year/YoY menjadi Rp6,82 triliun. Sementara itu, pembiayaan BNPL oleh perbankan juga melesat 43,76% YoY menjadi Rp22,12 triliun.

Direktur Financial PT Akulaku Finance Indonesia (AFI) Aan Setiawandi mengatakan hasil riset yang dilakukan oleh Research and Markets menunjukkan pasar BNPL di Indonesia diproyeksikan tumbuh 13,5% YoY mencapai Rp129 triliun pada 2025.

Pada 2030, pasar BNPL diproyeksikan tumbuh sekitar Rp204 triliun meningkat dari pasar BNPL 2024 sebesar Rp114 triliun.

"Kalau dibandingkan 2024, itu lebih dari 30%, ini hampir setenganya. Ke depan rasanya akan terus bertumbuh," ujarnya, Senin (17/3/2025).

Menurutnya, berdasarkan tren adaptasi konsumen saat ini paylater sudah menjadi tiga besar layana pembayaran yang dipilih konsumen saat berbelanja online.

Pada urutan pertama pilihan konsumen adalah menggunakan e-wallet, seperti OVO atau GoPay. Kedua adalah kartu kredit dan baru di ururan ketiga adalah layanan BNPL. 

Meski dalam urutan ketiga, pihakya melihat penggunaan paylater diproyeksi akan terus meningkat seiring denga utilisasi kartu kredit yang terus menurun.

"Terkait tren adaptasi konsumen ini juga didorong oleh penurunan utilisasi kartu kredit. Ini secara mengejutkan angkanya turun dari 15% pada 2023 menjadi 9,5% di 2024," ujarnya.

Sementara dari variabel penggerak pasar, saat ini generasi milenial dan Gen-Z berkontribusi sekitar 85% pengguna paylater di Indonesia. Kedua, kemudahan akses yang ditawarkan layanan paylater menjadikannya punya nilai lebih dibandingkan alat pembayaran lain seperti kartu kredit.

Ketiga adalah dari sisi industri, potensi ini akan disambut perusahaan pembiayaan dengan memberikan banyak promosi menarik dan terus mensosialisasikan paylater di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper