Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merilis realitas arus modal asing ke Tanah Air. Tercatat aliran modal asing mengalami peningkatan ke instrumen keuangan domestik dan menunjukkan perbaikan pada Maret 2025.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga 17 Maret 2025 masing-masing mencatat net inflows sebesar US$0,2 miliar dan US$0,1 miliar (sekitar Rp25 triliun). Kenaikan ini didorong oleh imbal hasil yang menarik serta prospek perekonomian yang tetap baik.
Namun, aliran modal asing ke pasar saham mengalami tekanan dengan mencatat net outflows sebesar US$0,3 miliar (sekitar Rp22 triliun) sepanjang Maret 2025. Perry menyebut bahwa perkembangan ini sejalan dengan dinamika yang terjadi di pasar saham regional.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan artinya SBN dan SRBI lebih pada fundamental. "kami harapkan apa yang terjadi [panic selling saham] kemarin temporary," katanya dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Maret 2025, Rabu (19/3/2025).
Destry juga memastikan Bank Indonesia akan terus melakukan operasi pasar. "BI masuk langsung di spot, INDF, dan kalau pelu tambahan di SBN," katanya.
Baca Juga
Secara kumulatif, investasi portofolio sejak awal tahun hingga 17 Maret 2025 mencatat net inflows sebesar US$0,8 miliar, yang terutama didorong oleh arus masuk ke SBN dan SRBI.
Di sisi lain, posisi cadangan devisa Indonesia tetap kuat, mencapai US$154,5 miliar pada akhir Februari 2025. Cadangan ini setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Perry menegaskan bahwa angka ini berada jauh di atas standar kecukupan internasional, yaitu sekitar 3 bulan impor.
"Dengan perkembangan ini, defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2025 diprakirakan tetap sehat, seiring dengan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut, didukung oleh imbal hasil investasi yang menarik serta defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran 0,5% hingga 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Perry.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan global dan domestik untuk menjaga stabilitas sektor keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan