Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat BSI (BRIS) Pertahankan Kinerja saat Perekonomian Menantang

BSI akan fokus pada lini-lini bisnis yang resilient untuk mendorong kinerja di tengah kondisi ekonomi, domestik maupun global, yang dinamis.
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BSI, Jakarta, Rabu (13/3/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri perbankan berjibaku mempertahankan kinerja di tengah tantangan perekonomian pada awal 2025 ini. Gejolak ekonomi global maupun domestik mendorong perbankan untuk menerapkan strategi pertumbuhan berkelanjutan.

Kondisi tersebut juga dialami perbankan syariah. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI menyatakan akan mengedepankan bisnis yang efisien dan efektif.

Plt. Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan bahwa hal tersebut akan diwujudkan melalui pembiayaan yang prudent hingga penghimpunan simpanan yang berfokus pada dana murah (current account saving account/CASA).

“BSI fokus pada bisnis yang terbukti resilient, baik dari sisi strategi pengelolaan Dana Pihak Ketiga [DPK] yang tepat melalui optimalisasi dana murah, perluasan infrastruktur digital melalui layanan BYOND by BSI, BSI ATM, QRIS, EDC, BeWize, BSI Agen,” katanya saat dihubungi Bisnis, dikutip pada Kamis (17/4/2025).

Dia melanjutkan, BSI juga terus menggali potensi dari bisnis khas syariah yang terhubung dengan inovasi digital, sehingga dapat memudahkan transaksi nasabah. Hal ini mencakup bisnis ekosistem Islam seperti ekosistem haji dan umrah, zakat, infak dan wakaf, hingga pesantren dan sekolah Islam.

Selain itu, Bob mengatakan bahwa BSI melakukan perluasan layanan bank emas yang saat ini menjadi mesin pertumbuhan bisnis melalui BSI Emas Digital, cicil emas, dan gadai emas. Menurutnya, usai dikukuhkan sebagai bank pertama yang menjalankan kegiatan usaha bulion, saldo emas di BSI Emas Digital tumbuh 231% secara tahunan (year on year/YoY) atau setara Rp772 miliar per akhir Maret 2025.

Dia menyebut bahwa hal ini menjadi parameter peningkatan bisnis emas, khususnya peningkatan transaksi pembelian emas melalui aplikasi perbankan BYOND by BSI. 

 “BSI berharap kinerja yang terus solid baik dari sisi DPK maupun pembiayaan diharapkan akan memberikan multiplier effect bagi kualitas aset atau ROA [return on asset] maupun indikator keuangan lainnya,” pungkas Bob.

Adapun, BSI membukukan laba bersih Rp7,01 triliun pada 2024. Capaian ini naik 22,83% secara tahunan dari Rp5,7 triliun pada 2023. 

Terkait fungsi intermediasi, BSI menyalurkan total pembiayaan senilai Rp277,86 triliun pada tahun lalu, naik 15,92% secara tahunan. Aset bank syariah terbesar di Tanah Air ini pun naik 15,55% YoY, dari Rp353,62 triliun menjadi Rp408,61 triliun.

BSI juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dengan total Rp327,45 triliun pada 2024, naik 11,46% (YoY) dari Rp293,77 triliun pada 2023. Deposito menjadi penopang utama DPK BSI dengan pertumbuhan 12,72% (YoY) hingga mencapai Rp130,58 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper