Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Perta Life Insurance berhasil mencatatkan laba tertinggi sejak perusahaan berdiri pada 28 Juni 1985.
Direktur Keuangan & Investasi PertaLife Insurance Sigit Panilih menjabarkan bahwa berdasarkan laporan keuangan audited, PertaLife Insurance pada periode 2024 berhasil mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp97,18 miliar.
"Ada kenaikan 1,09% year on year [YoY]. Angka Rp97,18 miliar ini merupakan pencapaian tertinggi PertaLife dari sejak perusahaan berdiri," kata Sigit dalam konferensi pers di kantor PertaLife Insurance, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Sementara itu, pendapatan premi bruto PertaLife Insurance sepanjang 2024 juga meningkat 38,73% (YoY) menjadi Rp1,25 triliun dibanding premi bruto periode yang sama pada 2023 sebesar Rp902,72 miliar. Torehan ini juga menjadi rekor baru yang dicatatkan PertaLife sejak perusahaan berdiri.
"Pendapatan tahun ini merupakan pendapatan terbesar sejak PertaLife berdiri. Ini suatu pencapaian yang bagus di 2024," ujarnya.
Selaras dengan tren industri asuransi jiwa, pendapatan investasi PertaLife Insurance pada periode 2024 juga mengalami koreksi sebesar 7,36% (YoY) menjadi Rp142,50 miliar, dibanding Rp153,61 miliar pada periode 2023.
Baca Juga
Meski turun, Sigit mengatakan kinerja investasi PertaLife Insurance masih lebih baik dari industri asuransi jiwa secara keseluruhan yang pada periode 2024 hasil investasinya mengalami koreksi sebesar 24,8% (YoY).
"Kenapa penurunan tidak sedalam industri ini terkait dengan portofolio investasi. Investasi kita banyak di SBN. Ada beberapa portofolio yang mungkin terkena dampak cukup besar di saham itu porsinya di hanya sekitar 4% porsinya. Ini kenapa penurunan hasil investasi tidak terlalu dalam dibanding industri," jelasnya.
Dari indikator kinerja keuangan lainnya, hasil underwriting PertaLife Insurance menutup 2024 dengan pertumbuhan 48,78% (YoY) menjadi Rp76,57 miliar. Hal ini selaras dengan imbal jasa DPLK yang juga tumbuh 11,31% (YoY) menjadi Rp24,92 miliar.
Di sisi lain, laba komperhensif PertaLife dalam periode 2024 mengalami sedikit kontraksi yakni sebesar 3,17% (YoY) menjadi Rp90,54 miliar dibanding laba komperhensif tahun berjalan pada periode 2023 sebesar Rp93,50 miliar.
"Ini [penurunan laba komperhensif] salah satu kaitannya adalah dengan adanya beberapa kenaikan biaya komperhensif, penurunan investasi, ini jadi salah satu penyebab," tandasnya.
Sebagai informasi, PT Perta Life Insurance didirikan pada 28 Juni 1985 dengan nama PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri. Perusahaan ini secara resmi berganti nama menjadi PT Perta Life Insurance berdasarkan RUPS Luar Biasa pada 24 November 2021.