Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut bahwa kondisi likuiditas perbankan Indonesia menunjukkan perbaikan pada kuartal I/2025 dibandingkan dengan akhir 2024.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa likuiditas perbankan sempat menyentuh level mengkhawatirkan pada penghujung tahun lalu, tecermin dari pergerakan bunga deposito perbankan yang melampaui tingkat bunga penjaminan LPS. Namun, kondisi itu berangsur membaik pada tiga bulan pertama tahun ini.
“Tadinya kalau kita hitung dengan rumus LPS, [bunga deposito perbankan] pada Desember itu di atas 4,25%, rata-rata di atas tingkat bunga penjaminan LPS. Pada Januari, Februari dan terakhir [Maret 2025] sudah turun signifikan di bawah tingkat bunga penjaminan LPS, yaitu 13 basis poin di bawah 4,25%,” katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Kamis (24/4/2025).
Lebih lanjut, pihaknya mencatat bahwa suku bunga deposito rupiah untuk tenor 1 dan 3 bulan masing-masing menurun sebesar 5 basis poin (bps) dan 9 bps sepanjang tahun ini berjalan.
Purbaya mengakui bahwa persaingan likuiditas di antara bank-bank Tanah Air akan selalu ada. Kendati demikian, dia menggarisbawahi bahwa kondisi tersebut saat ini tak semengkhawatirkan pada akhir tahun lalu.
“Persaingan di perbankan selalu ada, tetapi tidak seketat sebelumnya ke level yang agak mengkhawatirkan. Jadi sekarang sudah amat baik, secara singkat likuiditas perbankan sudah amat baik,” tuturnya.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut bahwa likuiditas perbankan hingga kuartal I/2025 tetap memadai.
Hal ini tampak dari rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 116,05% dan 26,2%, yang disebutnya jauh dari ambang batas masing-masing senilai 50% dan 10%.
Sementara itu, DPK perbankan tercatat tumbuh 4,75% YoY menjadi Rp9.010 triliun, sedangkan penyaluran kredit naik 9,16% YoY menjadi Rp7.908,4 triliun.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan bahwa kondisi likuiditas yang cukup mampu meningkatkan efisiensi pembentukan suku bunga perbankan.
“Pada Maret 2025, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit tercatat masing-masing sebesar 4,77% dan 9,20%, relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya,” katanya dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (23/4/2025).