Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) mencatatkan laba bersih sebesar Rp16,45 miliar pada 2024. Capain ini setara pertumbuhan 168,41% secara tahunan (year on year/YoY). Pasalnya pada 2023 perusahaan masih mencatatkan rugi sebesar Rp24,06 miliar.
Direktur Utama Asuransi Digital Bersama (YOII) Adi Wibowo Adisaputro mengatakan pertumbuhan laba perusahaan didorong oleh produk asuransi kecelakaan diri dan asuransi perjalanan.
“Sepanjang 2024, perusahaan fokus melakukan perluasan portofolio produk kecelakaan diri dan perjalanan, dengan menghadirkan berbagai inovasi yang menyesuaikan kebutuhan asuransi di era gaya hidup digital,” kata Adi usai paparan publik di Jakarta pada Selasa (29/4/2025).
Baca Juga
Menurutnya, inisiatif tersebut mampu meningkatkan daya tarik produk di pasar, memperluas basis pelanggan, serta berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan laba perusahaan.
Adi menambahkan, seluruh laba bersih tahun berjalan akan dialokasikan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam menciptakan fondasi keuangan yang lebih sehat dan tumbuh berkelanjutan.
Dari sisi pendapatan premi bruto, YOII mencatat sebesar Rp327,29 miliar. Selanjutnya total aset perseroan mencapai Rp256,06 miliar, yang naik sebesar 1,53% YoY.
Adapun rasio pencapaian solvabilitas perseroan dilihat dari Risk Based Capital (RBC) sebesar 939,11%. Angka tersebut berada di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%. Rasio kecukupan investasi dan rasio likuiditas perseroan masing-masing sebesar 176,93% dan 199,94%.
Pertumbuhan tahun ini diharapkan mampu berlanjut, dibarengi aksi korporasi yang dilakukan perusahaan pada awal tahun, yakni melakukan Initial Public Offering (IPO).
“Dengan aksi korporasi strategis yang kami lakukan awal tahun ini dengan melangkah sebagai perusahaan terbuka, akan menjadi fondasi kinerja ke depan untuk terus bertumbuh dan berkelanjutan,” kata Adi.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), perseroan juga menyampaikan laporan penggunaan dana yang telah diperoleh dari penawaran saham perdana sebesar Rp41,20 miliar. Adapun jumlah biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan penawaran umum (biaya emisi) sebesar Rp5,70 miliar.
Sementara dana yang telah direalisasikan dan peruntukannya sebesar Rp11,51 miliar untuk kegiatan pemasaran dan operasional perseroan. Adapun dana yang masih tersisa sebesar Rp23,98 miliar karena semua kegiatan yang tercantum dalam prospektus dilakukan secara bertahap.
“Perseroan akan merealisasikan sisa dana hasil penawaran umum perdana saham pada tahun ini dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip GCG,” katanya.