Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Digital Bersama (YOII) Catat Pertumbuhan Premi pada Kuartal I/2025, Ini Faktor Pendorongnya

Asuransi Digital Bersama (YOII) mencatatkan premi sebesar Rp110,66 miliar per kuartal I/2025.
Logo Asuransi Digital Bersama./Istimewa
Logo Asuransi Digital Bersama./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII) mencatatkan premi sebesar Rp110,66 miliar per kuartal I/2025. Angka tersebut tumbuh signifikan sebesar 162% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp42,4 miliar.

Randy Tandra, Direktur Keuangan Asuransi Digital Bersama mengungkapkan pertumbuhan premi tersebut didorong oleh peningkatan signifikan pada lini bisnis asuransi perjalanan.

“Perjalanan mungkin sekitar 50–60% kali ini, diikuti oleh segmen asuransi mikro. Jadi kami punya asuransi mikro yang kami kerja samakan dengan e-wallet. Itu salah satu pendukung utamanya,” kata Randy usai paparan publik YOII di Jakarta pada Selasa (29/4/2025).

Lebih lanjut, Randy menjelaskan bahwa prospek industri asuransi digital ke depan cukup menjanjikan, sejalan dengan peta jalan (roadmap) yang telah disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurutnya, peningkatan penetrasi asuransi menjadi tujuan utama dari roadmap tersebut, salah satunya dengan mendorong transaksi digital.

“Salah satu bagian dari fase itu adalah meningkatkan transaksi secara digital. Karena mungkin secara regulator mereka juga percaya bahwa agar ini bisa meningkat, berarti salah satu kanal yang harus diakselerasi adalah adopsi digitalnya,” ungkapnya.

Namun demikian, Randy menyoroti bahwa definisi “asuransi digital” masih belum sepenuhnya jelas di pasar. Ia mencontohkan situasi tersebut dengan bisnis makanan yang berpindah dari penjualan langsung ke platform digital, namun tidak serta-merta menjadikan restoran tersebut sebagai “restoran digital”.

Menurutnya, meskipun seluruh produk YOII dipasarkan secara digital, ia sendiri belum bisa memastikan apakah itu dapat sepenuhnya dikategorikan sebagai transaksi digital, karena definisinya masih belum baku.

Selain peluang, ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh industri asuransi digital, terutama terkait persepsi masyarakat terhadap asuransi secara umum.

“Tantangannya ada. Karena salah satu tantangan di dunia asuransi itu adalah persepsi masyarakat terhadap asuransi itu sendiri seperti apa. Jadi kami bisa bikin produk sebagus apa pun, tapi kalau persepsi masyarakat terhadap asuransi itu nggak bisa kami ubah secara langsung, itu menurut saya bukan cuma PR asuransi digital, tapi PR industri asuransi secara keseluruhan. Di mana asuransi selalu memiliki prinsip utmost good faith dalam menjual produknya,” paparnya.

Asuransi Digital Bersama membidik pertumbuhan premi hingga Rp420–430 miliar pada akhir 2025. Target tersebut mencerminkan kenaikan sekitar 31,25% dibandingkan total premi yang berhasil dihimpun sepanjang 2024 sebesar Rp320 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper