Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Tokio Marine Indonesia membukukan kinerja keuangan yang positif pada 2024. Laba usaha asuransi pada periode tersebut tumbuh, yang juga diikuti dengan peningkatan laba dan pendapatan underwriting.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang terbit di harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (30/4/2025), Tokio Marine Indonesia membukukan laba setelah pajak sebesar Rp296,67 miliar. Angka tersebut tumbuh 22,2% secara tahunan atau year on year (YoY) dibanding periode 2023 dengan torehan laba setelah pajak sebesar Rp242,84 miliar.
Total laba komperhensif juga tumbuh 20,8% YoY menjadi sebesar Rp277,18 miliar, dibanding pada periode 2023 sebesar Rp229,52 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh laba usaha asuransi yang juga tumbuh 15,5% YoY menjadi Rp322,27 miliar dibanding laba usaha asuransi periode 2023 sebesar Rp279,52 miliar.
Hasil underwriting yang dicatat perusahaan pada periode 2024 sebesar Rp629,14 miliar, atau tumbuh 14,6% YoY dibanding hasil underwriting periode 2023 sebesar Rp549,18 miliar.
Pertumbuhan tersebut didorong jumlah pendapatan underwriting sebesar Rp1,09 triliun atau tumbuh 5% YoY dibanding pendapatan underwriting periode 2023 sebesar Rp1,03 triliun. Dalam komponen ini, jumlah premi bruto tercatat sebesar Rp1,90 triliun, tumbuh 3,8% YoY dibanding premi bruto periode 2023 sebesar Rp1,83 triliun.
Baca Juga
Di sisi lain, jumlah beban underwriting terpangkas 5,9% YoY menjadi Rp457,14 miliar, di mana klaim bruto pada periode ini tumbuh 40,6% YoY menjadi sebesar Rp1,15 triliun.
Sementara itu, aset perusahaan mengalami kontraksi. Posisinya per akhir 2024 sebesar Rp5,35 triliun, turun 10,6% YoY dibanding Rp5,99 triliun pada periode 2023.
Aset tersebut terdiri dari aset jumlah investasi sebesar Rp2,29 triliun yang juga turun 6,9% YoY dibanding Rp2,46 triliun pada 2023. Komponen paling besar adalah penempatan pada SBN sebesar Rp1,52 triliun, tumbuh 1,5% YoY. Secara kinerja, hasil investasi perusahaan pada 2024 tersebut tumbuh 16,6% YoY menjadi Rp129,25 miliar.
Aset bukan investasi yang dicatatkan perusahaan pada 2024 juga mengalami koreksi sebesar 13,1% YoY menjadi Rp3,06 triliun dibanding aset bukan investasi periode 2023 sebesar Rp3,52 triliun.
Dari sisi ketahanan finansial, risk based capital (RBC) perusahaan tetap terjaga di atas ambang ketentuan OJK sebesar 120% bahkan angkanya membaik. Per akhir 2024, RBC Tokio Marine Indonesia berada di level 363%, dibanding 296,40% pada periode 2023.