Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum syariah PT Asuransi Jasindo Syariah mencatatkan pertumbuhan signifikan pada lini asuransi perjalanan umrah dalam periode semester I/2025.
Sekretaris Perusahaan Jasindo Syariah, Wahyudi, menjabarkan bahwa sampai dengan akhir Juni 2025, total kontribusi atau premi dari lini asuransi perjalanan umrah tercatat sebesar Rp1,29 miliar, naik di atas 60% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan capaian positif tersebut, Jasindo Syariah optimistis menyambut peluang pertumbuhan asuransi syariah dalam semester II/2025 ini.
"Prospek asuransi umum syariah ke depan tetap positif. Meningkatnya kesadaran terhadap manajemen risiko, tumbuhnya sektor ekonomi halal, dan dukungan regulasi menjadi peluang penting untuk mendorong kebangkitan kinerja pada semester kedua 2025," kata Wahyudi kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Adapun, penopang pertumbuhan lini asuransi perjalanan umrah yang dicatatkan Jasindo Syariah adalah peningkatan produksi dari sejumlah kantor cabang dan kantor penjualan. Wahyudi merinci, beberapa wilayah menunjukkan lonjakan yang signifikan, seperti kantor penjualan di Banjarmasin yang tumbuh lebih dari 12.000% dibanding semester I/2025, disusul oleh Medan yang tumbuh lebih dari 800%, dan Palembang yang tumbuh lebih dari 200%.
Menurutnya, respons positif dari pasar menjadi indikator bahwa perlindungan perjalanan umrah berbasis prinsip syariah semakin relevan dan dibutuhkan. Untuk menyambut peluang tersebut, Wahyudi menegaskan Jasindo Syariah akan terus memperkuat kualitas layanan serta pengembangan produk untuk menjawab kebutuhan zaman secara menyeluruh.
Baca Juga
Pada semester II/2025 ini, Wahyudi mengatakan Jasindo Syariah telah menyiapkan sejumlah strategi antara lain adalah perluasan jaringan pemasaran dan penguatan kemitraan strategis dengan biro perjalanan umrah.
"Langkah ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperluas kontribusi Jasindo Syariah dalam mendukung penguatan ekosistem ekonomi syariah nasional," jelasnya.
Merujuk kondisi industri asuransi syariah, pada awal 2025 ini industri mengalami tekanan. Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), usaha asuransi jiwa syariah per Februari 2025 mencatatkan rugi Rp542,66 miliar. Sedangkan, asuransi umum syariah mengalami koreksi laba usaha asuransi sebesar 52% (year on year/YoY) menjadi Rp55,61 miliar.
Sementara untuk kinerja laba rugi, asuransi jiwa syariah per Februari 2025 mencatat rugi setelah pajak sebesar Rp180,02 miliar, sedangkan asuransi umum syariah mencatatkan kontraksi laba setelah pajak sebesar 20,7% menjadi Rp79,88 miliar.
Melihat tren di industri yang seperti itu, Wahyudi mengatakan tantangan yang sedang dihadapi industri asuransi syariah adalah perlambatan aktivitas ekonomi di sektor-sektor yang menjadi pengguna utama asuransi umum.
"Seperti sektor perdagangan, otomotif dan logistik. Di tengah kondisi tersebut, perusahaan asuransi umum syariah cenderung mengambil langkah konservatif dengan lebih selektif dalam melakukan underwriting demi menjaga kualitas portofolio risiko," tegasnya.