Bisnis.com, JAKARTA — Ekosistem industri halal di Indonesia disebut jadi peluang besar yang harus disambut industri asuransi syariah. Salah satunya adalah aset besar yang dimiliki organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Tanah Air.
Pengamat asuransi dan Dosen Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Kapler Marpaung melihat sejauh ini pelaku usaha industri asuransi syariah dinilai kurang melakukan invoasi dan ekspansi pasar.
"Padahal potensi untuk mereka ini luar biasa besarnya. Saya ambil contoh, berapa besar aset milik organisasi masyarakat Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, SI dan lain-lain. Lalu ditambah Madrasah, Kampus IAIN dan sebagainya. Kalau aset, karyawan dan siswanya diasuransikan pakai asuransi syariah, kelar itu masalah [industri asuransi syariah bisa tumbuh pesat]," kata Kapler kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (11/5/2025).
Selain itu, Kapler mengatakan idealnya industri asuransi syariah juga bisa mendukung ekosistem industri halal di Tanah Air sesuai program dan visi misi Nawacita Prabowo-Gibran.
Seperti diberitakan sebelumnya, program prioritas Prabowo seperti makan bergizi gratis sampai program 3 juta rumah diharapkan bisa melibatkan industri asuransi Tanah Air.
"Kita patut memberikan apresiasi kepada pemerintah yang sebenarnya sudah memberikan ruang berkembang bagi industri asuransi syariah untuk duduk sejajar dengan perasuransian di konvensional. Kan kita bisa lihat bagaimana pemerintah mempersiapkan banyak peraturan perundangan di bidang keuangan syariah termasuk asuransi syariah," jelas Kapler.
Baca Juga
Kapler mencontohkan, asuransi syariah diberikan kesempatan untuk masuk menjadi bagian dari konsorsium asuransi untuk penjaminan aset barang milik negara.
"Sementara asuransi konvensional kan tidak bisa masuk dengan mudah ikut dalam penutupan asuransi syariah. Jadi para pelaku di keungan syariah ya harus bisa memanfaatkan pintu yang telah dibuka oleh pemerintah," ujarnya.
Seiring dengan peluang besar yang terbuka, Kapler melihat ada tantangan yang harus diharapi industri asuransi syariah. Misalnya tantangan berupa SDM yang menurut Kapler SDM di industri asuransi syariah belum cukup baik dalam melakukan inovasi dan mengembangkan bisnis.
"Kalau SDM yang mengelola asuransi syariah mempunyai pemikiran yang visioner dan berwawasan global, saya yakin-tanpa membedakan latar belakang keyakinan, suku dan sebagainya-asuransi syariah akan berkembang luar biasa ke depan," pungkasnya.