Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Beberkan Biang Keladi Kinerja Lesu Asuransi Syariah pada Awal 2025

Berdasarkan data OJK, industri asuransi syariah, baik jiwa maupun umum, per Februari 2025 mencatatkan rugi setelah pajak.
Karyawan beraktivitas didepan logo-logo asuransi syariah di kantor Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo-logo asuransi syariah di kantor Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, DENPASAR – Pengamat asuransi menyebut kinerja negatif yang ditorehkan industri asuransi syariah pada awal tahun ini disebabkan oleh pengaruh situasi ketidakpastian ekonomi global dan domestik.

Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi jiwa syariah per Februari 2025 mencatatkan rugi setelah pajak sebesar Rp180,02 miliar. Sementara itu, industri asuransi umum syariah mencatatkan kontraksi laba setelah pajak sebesar 20,7% year on year (YoY) menjadi Rp79,88 miliar.

"Sumber kerugian perusahaan asuransi syariah salah satunya akibat dari melemahnya pendapatan investasi akibat peŕang tarif yang diinisiasi oleh AS," kata Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim kepada Bisnis, dikutip Rabu (21/5/2025).

Dalam periode tersebut, jumlah hasil investasi industri asuransi jiwa syariah mencatat angka negatif, yakni -Rp403,36 miliar. Sementara di asuransi umum syariah, per Februari 2025 jumlah hasil investasi masih tumbuh 22,6% YoY menjadi Rp63,19 miliar. 

Dalam perkembangan ke depan, Abitani melihat ada harapan prospek industri asuransi syariah akan membaik seiring dengan pulihnya perekonomian dunia dan Indonesia.

Meningkatnya pertumbuhan industri halal Tanah Air menurutnya juga akan menjadi katalis positif pertumbuhan asuransi syariah ke depan.

"Strateginya adalah dengan memastikan penempatan investasi yang lebih stabil walaupun potential gain-nya tidak terlalu tinggi, ini lebih kepada survival mode," kata dia.

Selain itu, menurutnya industri asuransi syariah juga perlu menyiapkan produk yang menarik dan khas asuransi syariah yang berbasis sharing risk.

"Industri asuransi syariah juga harus meningkatkan inovasi digital dalam pelayanan dan produk asuransi," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper