Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan membatasi akses layanan aplikasi perbankan BNI Mobile Banking secara bertahap.
Mengutip pengumuman di laman resmi BNI pada Kamis (12/6/2025), pembatasan akses tersebut akan dimulai pada 17 Juli hingga penghujung 2025 mendatang. Perseroan pun mengimbau nasabah agar mengalihkan transaksi ke aplikasi terbaru yaitu Wondr by BNI.
“Transaksi seperti transfer, tarik tunai tanpa kartu, pembayaran tagihan, kartu kredit hingga investasi dapat dilakukan di wondr by BNI,” tulis pengumuman tersebut.
Lebih lanjut, proses ini dinyatakan sebagai bagian dari transformasi digital BNI guna memberikan inovasi layanan digital kepada nasabah dan meningkatkan literasi finansial masyarakat.
Dirilis pada 5 Juli 2024, perseroan menyebut Wondr by BNI merupakan aplikasi mobile banking generasi terbaru yang memiliki kapabilitas lebih baik dibandingkan pendahulunya.
“Kami berkomitmen untuk memastikan transisi yang lancar dan meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi,” demikian keterangan manajemen.
Bagi nasabah yang ingin mengetahui lebih lanjut dapat mengunjungi link ini.
Sebelumnya, BNI menyampaikan bahwa Wondr by BNI telah menghimpun 6,8 juta pengguna dengan total 218 juta transaksi senilai Rp212 triliun per Maret 2025.
Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan Wondr by BNI menjadi salah satu motor pertumbuhan dana murah (CASA) perseroan, yang mencapai 70,5% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) atau tertinggi dalam empat kuartal terakhir.
"Hadirnya aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect telah berkontribusi terhadap peningkatan CASA," ujar Paolo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Di sisi lain, berdasarkan presentasi perusahaan, aplikasi BNI Mobile Banking masih mencatatkan nilai transaksi Rp242 triliun dan 283 juta transaksi hingga kuartal I/2025.
Dengan demikian, jumlah transaksi di seluruh kanal mobile banking BNI meningkat 57,5% YoY menjadi 501 juta transaksi, sedangkan total nilai transaksi tumbuh 31,1% YoY hingga mencapai Rp455 triliun.