Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam rentang Januari-Maret 2025 pembiayaan industri multifinance yang tersalurkan di wilayah Indonesia Timur mencapai Rp59,78 triliun atau mencapai 11,1% dari total pembiayaan. Meski porsinya lebih kecil, pembiayaan multifinance di Indonesia Timur tumbuh 7,4% YoY.
Dalam periode yang sama, pembiayaan multifinance di Pulau Jawa tercatat mencapai Rp299,77 triliun atau mencapai 55,6% dari total pembiayaan industri. Meski nilainya lebih besar dibanding Indonesia Timur, pertumbuhan pembiayaan di Pulau Jawa lebih rendah, yakni 5% YoY.
Sedangkan secara nasional, pertumbuhan pembiayaan multifinance per Maret 2025 melambat menjadi 4,60% YoY usai mencetak pertumbuhan 12,17% YoY pada Maret 2024.
Dalam data terbaru OJK, pertumbuhan pembiayaan industri multifinance per April 2025 melanjutkan perlambatan di level 3,67% YoY, usai tumbuh 10,82% YoY per April 2024
Ristiawan menilai, wilayah Indonesia Timur memang menjadi pasar potensial yang bisa mendorong pertumbuhan pembiayaan industri multifinance. Namun, itu saja tidak cukup untuk menopang perlambatan pertumbuhan pembiayaan industri.
"CNAF melihat adanya potensi market yang cukup besar di Indonesia Timur dapat dimaksimalkan oleh pelaku industri multifinance untuk menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan industrinya. Namun, potensi pasar di Indonesia Timur tidak akan terlalu berdampak dalam menopang perlambatan pembiayaan di wilayah Sumatera dan Jawa," pungkasnya.