Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 8,43% Jadi Rp7.997,6 Triliun per Mei 2025

OJK mencatat kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74% yoy, disusul oleh kredit konsumsi yang tumbuh 8,82%.
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan./ Dok Freepik
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa pada Mei 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 8,43% secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp7.997,63 triliun.

“Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,74% yoy, disusul oleh kredit konsumsi yang tumbuh 8,82%, dan kredit modal kerja sebesar 4,94%,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK, Selasa (8/7/2025). 

Dari sisi kepemilikan, kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 11,61% yoy. Sementara itu, dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh 11,92%, jauh melampaui pertumbuhan kredit UMKM yang hanya 2,17% yoy.

"Kredit UMKM tumbuh di tengah upaya perbankan yang berfokus pada upaya-upaya pemulihan kualitas kredit UMKM dewasa ini," tuturnya. 

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,29% yoy menjadi Rp9.072 triliun. Rinciannya, giro tumbuh 5,57%, tabungan 5,39%, dan deposito 2,31%.

“Likuiditas perbankan masih berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid terhadap non-core deposit (ALNCD) tercatat sebesar 110,33%, dan alat likuid terhadap DPK (ALDPK) sebesar 24,98%, masih jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%,” jelasnya.

Selain itu, liquidity coverage ratio (LCR) berada di level tinggi sebesar 192,41%, mencerminkan kekuatan likuiditas sektor perbankan dalam menghadapi tekanan jangka pendek.

Adapun kualitas aset tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,29%, dan NPL net di level 0,85%. Sementara itu, rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) sebesar 9,93%, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun masih berada pada level pra-pandemi.

“Ketahanan perbankan juga tetap kuat, tercermin dari permodalan atau capital adequacy ratio yang berada di level tinggi sebesar 25,51%, menjadi bantalan mitigasi risiko yang sangat kuat di tengah kondisi ketidakpastian global dewasa ini,” pungkas Dian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper