Bisnis.com, JAKARTA – Dana Pensiun BCA (Dapen BCA) mencatat sepanjang semester I/2025 iuran peserta aktif mencapai Rp260,37 miliar, tumbuh 7,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, liabilitas manfaat pensiun per semester I 2025 tercatat naik 2,44% dibanding periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Dapen BCA Budi Sutrisno mengatakan pihaknya melihat peningkatan iuran mencerminkan adanya pertumbuhan partisipasi dan konsistensi kontribusi dari peserta aktif, yang secara langsung memperkuat akumulasi dana pensiun masing-masing individu.
Sebagai Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK-PPIP), Dapen BCA melihat pertumbuhan liabilitas dalam skema iuran pasti lebih merefleksikan hasil investasi dan saldo yang terkumpul, bukan kewajiban pasti dari pemberi kerja.
"Oleh karena itu, perbandingan ini menunjukkan bahwa dana pensiun tetap berada dalam jalur yang terkendali, selama pengelolaan investasi dilakukan secara hati-hati dan didukung oleh kontribusi peserta yang stabil," kata Budi kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025).
Sementara itu, dalam kuartal I/2025 hasil investasi Dapen BCA tercatat sebesar Rp234,43 miliar, tumbuh 7,50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Budi menjelaskan, hasil investasi memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan dana kelolaan, baik pada DPPK PPIP maupun DPPK Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).
Baca Juga
Sementara yang membedakan, dalam DPPK PPMP hasil investasi berperan sebagai sumber utama pendanaan atas kewajiban pembayaran manfaat tetap. Tingkat pengembalian yang tidak memadai dapat menyebabkan defisit pendanaan dan memerlukan tambahan iuran dari pemberi kerja.
"Sedangkan dalam PPIP, hasil investasi secara langsung menambah saldo peserta dan menjadi penentu utama besarnya manfaat pensiun di masa depan. Oleh karena itu, portofolio yang stabil dan terdiversifikasi menjadi penting agar nilai saldo tetap berkembang, terutama ketika iuran mengalami perlambatan," tegasnya.
Sementara jika merujuk pada kondisi industri dana pensiun sukarela dalam periode Januari-Mei 2025, total liabilitas manfaat pensiun tumbuh 4,64% YoY menjadi Rp393,52 triliun. Rinciannya, nilai kini aktuaria Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti tumbuh 0,10% YoY menjadi Rp193,64 triliun, dan liabilitas manfaat pensiun tumbuh 8,43% YoY menjadi Rp199,88 triliun.
Sebaliknya, iuran dana pensiun sukarela per Mei 2025 tumbuh melambat sebesar 1,92% YoY menjadi Rp15,16 triliun. Pertumbuhannya lebih kecil dibanding pertumbuhan periode April 2025 sebesar 6,65% YoY.
Budi menilai ketimpangan antara pertumbuhan liabilitas manfaat pensiun dengan pertumbuhan iuran peserta menunjukkan adanya tekanan struktural pada industri dana pensiun, terutama bagi DPPK PPMP yang memiliki kewajiban pembayaran manfaat tetap dan bergantung pada kecukupan pendanaan jangka panjang.
Menurutnya, pertumbuhan liabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan iuran bisa meningkatkan risiko ketidakseimbangan aktuarial bila tidak diantisipasi melalui penyesuaian iuran atau hasil investasi yang memadai.
Sementara itu, bagi program PPIP seperti yang dijalankan Dapen BCA, liabilitas lebih bersifat individual dan bergantung pada akumulasi iuran serta pengembangannya. Artinya, ketahanan program lebih ditentukan oleh konsistensi kontribusi peserta dan kinerja investasi.
"Secara umum, ketahanan dapen sukarela di Indonesia cukup bervariasi antar institusi. Dana pensiun yang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam investasi dan memiliki kepatuhan peserta yang tinggi cenderung lebih resilien dalam menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif," pungkasnya.