Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) membukukan laba bersih sebesar Rp3,51 triliun sepanjang semester I/2025, tumbuh tipis 1,94% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,44 triliun.
Menurut laporan kinerja keuangan CIMB Niaga yang dipublikasikan dalam Harian Bisnis Indonesia, Rabu (30/7/2025), kinerja bottom line perusahaan ditopang oleh penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment loss yang tercatat sebesar Rp565,81 miliar pada semester I/2025. Angka ini menyusut 35,29% dari semester I/2024 yang mencapai Rp874,42 miliar.
Dari sisi pendapatan, bank mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp6,62 triliun, sedikit menurun 0,47% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,65 triliun.
Penurunan ini terjadi seiring beban bunga yang meningkat 11% menjadi Rp5,76 triliun dari sebelumnya Rp5,19 triliun, meskipun pendapatan bunga bruto tumbuh 4,55% menjadi Rp12,39 triliun dari Rp11,85 triliun.
Dari sisi intermediasi, CIMB Niaga menyalurkan kredit sebesar Rp231,84 triliun sepanjang paruh pertama 2025, naik 6,79% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp217,08 triliun. Dari total tersebut, pembiayaan berkelanjutan yang disalurkan BNGA sebesar Rp57,6 triliun.
Adapun, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun menjadi 1,88% secara konsolidasian, dari sebelumnya 2,15% pada semester I/2024.
Baca Juga
Sementara itu, NPL net naik ke 0,80% dari 0,79%. Lalu terdapat penurunan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap aset keuangan menjadi 3,12%, dari sebelumnya 3,83%.
Sejalan dengan penyaluran kredit, cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kredit dan pembiayaan syariah turun menjadi Rp10,05 triliun, atau menyusut 13,59% dari Rp11,63 triliun pada semester I/2024.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,82% menjadi Rp261,89 triliun, dari sebelumnya Rp249,84 triliun. Dana murah (CASA) juga mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 10,9% yoy menjadi Rp180,64 triliun dari Rp162,88 triliun.
CIMB Niaga juga menjaga efisiensi operasionalnya, meskipun terdapat kenaikan pada Cost to Income Ratio (CIR) yang menjadi 45,54%, dari 43,92% tahun sebelumnya. Sementara itu, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) relatif stabil di 72,80% dari sebelum 72,29%.
Di sisi permodalan, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) meningkat menjadi 24,02%, lebih tinggi dari posisi tahun sebelumnya di 22,70%, mencerminkan penguatan struktur permodalan perseroan.
Adapun Net Interest Margin (NIM) terkoreksi menjadi 3,96% dari sebelumnya 4,21%.
Return on Asset (ROA) secara konsolidasian turun tipis menjadi 2,48% dari 2,61%, tetapi Return on Equity (ROE) tercatat turun ke 13,51%, dari 14,78% pada semester I/2024. Penurunan ROE ini mencerminkan adanya tekanan pada pertumbuhan laba seiring meningkatnya ekuitas perusahaan.
Dari sisi pendanaan, Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat menjadi 87,27% dari 85,74%, mengindikasikan ekspansi kredit yang masih agresif namun tetap dalam batas pengelolaan likuiditas yang sehat.
Total aset CIMB Niaga per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp357,87 triliun, tumbuh 3,22% dari Rp346,69 triliun pada akhir Juni 2024.