Bisnis.com, JAKARTA — Kanal distribusi bancassurance alias penjualan asuransi melalui kantor bank masih mendominasi pendapatan premi asuransi jiwa pada kuartal I/2025. Meski demikian, model penjualan ini tengah mengalami penurunan yang dipicu transformasi layanan perbankan yang semakin digital.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi asuransi jiwa dari kanal bancassurance mengalami koreksi sebesar 2,4% year on year (YoY) dalam kuartal I/2025. Nilai premi dari kanal ini tercatat sebesar Rp18,61 triliun, atau menyumbang 39,2% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa yang mencapai Rp47,45 triliun.
Fauzi Arfan, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, dan GCG AAJI mengatakan tren penurunan tersebut seiring dengan pergeseran preferensi layanan di industri perbankan.
"Kami memandang hal ini dipengaruhi oleh perubahan pola layanan perbankan yang saat ini jauh lebih banyak dilakukan secara digital, sehingga masyarakat sudah mengurangi aktivitasnya di kantor-kantor perbankan," kata Fauzi kepada Bisnis, Kamis (31/7/2025).
Meski begitu, bancassurance masih menjadi kanal utama bagi perusahaan asuransi jiwa dalam menjangkau nasabah, terutama karena kekuatan sinergi antara institusi perbankan dan asuransi.
"Bank memiliki basis data nasabah yang besar dan tersegmentasi dengan baik, memungkinkan perusahaan asuransi menawarkan produk yang lebih tepat sasaran berdasarkan profil risiko dan daya beli nasabah," ujarnya.
Baca Juga
Tak hanya itu, menurut Fauzi, infrastruktur digital dan jaringan distribusi yang luas milik bank memungkinkan penetrasi pasar yang lebih efektif dan efisien. Kredibilitas perbankan juga disebut menjadi faktor penentu kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi jiwa yang ditawarkan melalui jalur bancassurance.
"Yang tidak kalah penting, adanya skema bundling misalnya antara KPR dan asuransi jiwa kredit, atau kartu kredit dengan proteksi jiwa, menjadi daya tarik tersendiri yang memperkuat sinergi bisnis antara bank dan perusahaan asuransi," pungkasnya.
Sementara itu, kanal distribusi alternatif menjadi penyumbang premi terbesar kedua dengan nilai Rp14,87 triliun atau setara 31,2% dari total premi kuartal I/2025. Kanal ini meliputi direct marketing, employee benefit consultant, dan broker.
Adapun kanal distribusi keagenan berada di posisi ketiga dengan kontribusi premi sebesar Rp13,96 triliun, atau 29,4% dari total premi industri asuransi jiwa. Namun, kanal keagenan juga mencatatkan koreksi 1,5% secara tahunan.