Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Merpati: Mandiri Tunggu Proposal PPA

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Mandiri masih menunggu proposal PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) terkait restrukturisasi utang PT Merpati Nusantara Airlines dengan total Rp6,5 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Mandiri masih menunggu proposal PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) terkait restrukturisasi utang PT Merpati Nusantara Airlines dengan total Rp6,5 triliun.

Royke Tumilaar, Direktur Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management Bank Mandiri, mengatakan proposal restrukturisasi utang Merpati Nusantara Airlines sebaiknya dilakukan setelah Perusahaan Pengelola Aset melakukan studi kelayakan (feasibility study) atas maskapai pelat merah itu.

Studi kelayakan tersebut diperlukan untuk melihat prospek Merpati pada masa depan dengan berbagai opsi restrukturisasi. “Kalau tidak memiliki prospek maka direstrukturisasi juga percuma karena utangnya semakin besar, semakin menggunung,” ujarnya kepada Bisnis Selasa (13/8/2013).

Bank Mandiri merupakan salah satu kreditur dari Merpati yang sudah mengalami kredit macet dalam beberapa tahun terakhir akibat terus-terusan merugi. Kredit Merpati di Bank Mandiri mencapai Rp200 miliar dari total utang Rp6,5 miliar.

Mayoritas utang Merpati tersebut kepada Pemerintah yang mencapai Rp3 triliun. Adapun sisanya merupakan utang kepada PT Pertamina, PT Angkasa Pura, PPA  dan kreditur lainnya.

Kementerian BUMN telah menyerahkan proses restrukturisasi utang Merpati kepada PPA setelah gagal melakukan penyehatan dalam setahun terakhir. Langkah pertama proses restrukturisasi adalah merombak jajaran direksi karena dianggap gagal mengurangi kerugian.

Royke meminta studi kelayakan tersebut juga menyertakan rencana penyehatan Merpati. Misalnya, tutur dia, sinergi dengan Garuda Indonesa agar Merpati bisa meningkatkan kapasitas usaha.

Selain itu, Merpati juga bisa bekerja sama dengan maskapai penerbangan lain dalam penyehatan usaha. “Kalau mau hidup yah harus begitu karena persaingan dengan maskapain lain sudah ketat,” ujarnya.

Sebelumnya Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan akan memperjuangkan restrukturisasi utang Merpati melalui mekanisme konversi utang menjadi saham. Selain itu, juga ada opsi penjualan saham Merpati kepada pihak swasta.

Namun konversi utang menjadi saham bukanlah hal yang mudah meskipun pernah dilakukan dalam preseden utang Garuda Indonesia kepada Bank Mandiri. Prospek bisnis yang berbeda menyebabkan solusi bagi Garuda Indonesia belum tentu bisa diterapkan bagi Merpati.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper