Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) diprediksi kembali naik menjelang pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada April dan Juli 2014.
Anthony Soewandy, Deputy CEO PT Bank Victoria International Tbk., mengatakan ada tendensi menjelang pemilihan umum bahwa BI Rate akan kembali naik untuk mengimbangi angka inflasi yang diperkirakan terkerek selama periode pemilu.
Menurutnya, pelaku di industri perbankan telah berancang-ancang mempersiapkan strategi yang diperlukan guna meredam dampak kenaikan suku bunga susulan.
“Menjelang pemilihan caleg BI rate bisa naik lagi, purchasing power kemungkinan naik sehingga mengerek inflasi,” katanya, Senin (3/2).
Fauzi Ichsan, Ekonom Senior Standard Chartered Bank, juga memprediksi BI rate akan kembali naik pada tahun ini sebesar sekitar 50 basis poin. Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan sangat diperlukan untuk menutup defisit neraca perdagangan.
Sejumlah negara yang mencatatkan defisit neraca perdagangan telah menaikkan suku bunga acuan, seperti Brasil dan India. “Tren suku bunga acuan akan tetap tinggi dalam jangka waktu lama,” katanya.
Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter (DKM) Bank Indonesia, mengatakan pihaknya belum dapat memprediksi apakah suku bunga acuan akan kembali dinaikkan pada tahun ini. Menurutnya, keputusan penaikan BI rate sangat tergantung pada situasi makro dan mikro ekonomi pada satu periode tertentu.
“BI rate itu hasil assessment dari bulan ke bulan, berdasarkan data yang ada saat itu,” katanya.