Bisnis.com, MALANG—Beberapa BUMN perkebunan di Jawa Timur tengah siaga mencari sumber dana baru untuk membiayai proyek diversifikasi usaha mereka, jika sampai Badan Anggaran DPR pekan ini menolak usulan suntikan PMN bagi 35 perusahaan pelat merah.
Sebagaimana diketahui, ada 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bermarkas di Jatim yang menjadi calon resipien dari skema penyertaan modal negara (PMN), yang totalnya diajukan pemerintah senilai Rp48 triliun. Mereka a.l. PT PTPN X, XI, dan XII, serta PT Garam.
Saat ini, pengajuan tersebut sedang dalam tahap pembahasan mendalam di Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta. Namun, Komisi VI sudah beberapa kali menghujani skenario PMN untuk BUMN tersebut dengan kritik tajam dan nada penolakan.
PT Perkebunan Nusantara X (Persero), misalnya, direkomendasikan Kementerian BUMN untuk menerima PMN sejumlah Rp97,5 miliar. Sejatinya, anggaran itu dialokasikan untuk upaya diversifikasi usaha, karena berbisnis gula saja makin tidak menguntungkan.
Direkur SDM dan Umum PTPN X Djoko Santoso menjelaskan kemungkinan PMN ditolak DPR memang kecil. Namun, bila sampai hal itu terjadi, perusahaannya bakal beralih ke stimulus dari Kementerian Perindustrian, yang nominalnya jauh lebih sedikit.
“Jumat ini kami dipanggil ke DPR lagi untuk memberikan proposal. Kami akan berupaya semaksimal mungkin [agar PMN disepakati], karena hanya dengan itu kami akan bisa bersaing. Namun, seandainya ditolak, kami mungkin akan jalankan proyek dengan dana dari Perindustrian sekitar Rp100 miliar-an,” katanya kepada Bisnis di Malang, Rabu (28/1).
Djoko menyebut PTPN X saat ini sudah tidak bisa lagi menggantungkan bisnis tebunya hanya dari lini pergulaan. Apalagi, harga gula kristal putih (GKP) makin anjlok. Jadi, perseroan tersebut akan mengupayakan usaha turunan berupa pembangkit listrik dan ethanol.
Dirut PTPN X Subiyono menambahkan perusahaannya akan menjual bioethanol yang dihasilkan dari pengolahan limbah tetes tebu (molasses) dan menuntaskan program co-generation dengan memproduksi listrik dari limbah padat atau ampas tebu.
Proyek tersebut telah disepakati lewat kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk kapasitas 100 MW, yang akan dialirkan ke sejumlah pabrik gula (PG) seperti PG Ngadirejo dan PG Pesantren Baru di Kediri, PG Kremboong di Sidoarjo, dan PG Gempolkrep di Mojokerto.
“Kami sedang mematangkannya dan melobi investor lain untuk menyukseskan program ini. Potensi pendapatannya ratusan miliar. Perhitungannya, investasi di program diversifikasi produksi listrik untuk butuh waktu 4 tahun untuk break event point [BEP],” paparnya.
Tahun lalu, PTPN X memproduksi gula 468.337 ton dari 11 PG miliknya di Jatim, turun 3% dari pembukuan produksi 2013. Adapun, rerata rendemennya mencapai 7,64%, naik dari catatan tahu sebelumnya sebesar 7,19%.
Untuk 2015, produksi dari BUMN penghasil gula terbesar di Indonesia itu ditarget sebesar 538.000 ton, dengan rendemen dibidik di atas 8%. Rerata produktivitas lahan seluas 72.244 ha yang dikelola PTPN X ditarget naik menjadi 90 ton/ha dari 85 ton/ha tahun lalu.
Adapun, jatah PMN bagi PTPN X tidak akan dialokasikan untuk revitalisasi pabrik. Pasalnya, sepanjang 4 tahun terakhir, perusahaan itu telah mengguyur Rp2,3 triliun untuk meningkatkan kapasitas giling 11 PG, yang kini mencapai 37.234 ton tebu/hari.