Bisnis.com, SINGAPURA -- DBS Groups Holding menyiapkan investasi S$200 juta (Singapura Dolar) untuk mengembangkan layanan digital di wilayah kerjanya seperti India, China dan Indonesia.
Tan Su Shan, Managing Director and Group Head Consumer Banking & Wealth Management DBS menuturkan institusi keuangan seperti bank menghadapi tantangan baru. Kompetisi tidak saja terjadi terhadap sesama bank namun perusahaan teknologi berbasis keuangan seperti Apple pay, Alipay ataupun Taobao menjadi persaingan serius. Di Indonesia layanan keuangan digital ini seperti Kaskus Pay.
"Ketika perbankan harus terikat dengan beragam regulasi, mereka [perusahaan teknologi] sangat mudah tumbuh dan memberikan layanan keuangan. Industri perbankan boleh saja protes, tapi ternyata tidak menghentikan mereka [semakin besar]," ujar Tan Su dalam DBS Regional Media Briefing di Singapura, yang dikutip Jumat (10/7/2015).
Dia menuturkan, DBS bertekad platform digital ini menjangkau lebih banyak orang serta mampu melayani lebih banyak kepentingan. Pihaknya menyadari masih banyak konsumen yang menyukai layanan formal perbankan, namun generasi muda yang dekat dengan perangkat teknologi merasa layanan model konvensional yang harus mengisi banyak formulir merupakan produk usang.
"[Layanan teknologi] ini merupakan model baru bisnis, tantangan kami sekarang adalah mengubah model I [nasabah konvensional] untuk memahami model II [berbasis teknologi]. Tiga tahun lalu menggunakan iTone [layanan musik digital] merupakan masalah, tapi sekarang itu dapat diterima," kata Tan menganalogikan.
DBS sendiri saat ini melayani enam juta nasabah di seluruh kawasan regional. Lebih dari 75% merupakan nasabah yang telah dilayani lebih dari 15 tahun. Perusahaan melayani 212 juta transaksi internet banking dan 96 juta transaksi mobile banking dalam sembilan bulan pertama di 2014.
Tan Su menuturkan layanan digital merupakan masa depan perbankan. Terutama untuk pasar berkembang seperti Indonesia, China serta India. Wilayah yang luas serta populasi yang padat membuat layanan digital menjadi solusi.
DBS sendiri telah memulai layanan digitalnya untuk India. Saat ini perusahaan tengah mengembangkan aplikasi serupa di India dan rencananya mulai tahun depan dikembangkan di Indonesia.
Menurut Tan, masing-masing aplikasi dikembangkan dengan pendekatan cita rasa lokal. Sejumlah platform disesuaikan dengan model sosial negara masing-masing.
"Ada negara yang menyenangi stiker, atau pendekatan komunitas grup diskusi skala kecil," katanya.
David Gledhill, Group Executive and Head of Group Technology & Operations DBS menuturkan teknologi merupakan masa depan bagi perbankan. Dia menuturkan pengucuran investasi dalam skala besar bagi teknologi merupakan upaya perusahaan bertahan dalam kompetisi layanan keuangan yang harus bersaing dengan perusahaan teknologi.