Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN menargetkan merger PT Reasuransi Nasional Indonesia ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dapat selesai pada tahun depan.
Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN mengatakan proses valuasi agar Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) bergabung dalam perusahaan reasuransi raksasa diharapkan selesai secepatnya pada 2016.
“Indonesia Re kami targetkan settle down pada 2018. Tapi, Nasre akan masuk duluan rencananya tahun depan,” katanya, seperti dikutip Bisnis, Selasa (22/12/2015).
Tahun lalu, Gatot mengatakan premi reasuransi yang dibuang keluar negeri berkisar Rp30 triliun dengan hasil bersih mencapai Rp10 triliun. Artinya, rasio hasil bersih mencapai 30% dari total premi.
Dengan masuknya Nasre, Gatot mengatakan Indonesia Re akan memperkuat pasar reasuransi Indonesia karena mendorong perusahaan asuransi untuk mendukung reasuransi dalam negeri ketimbang memanfaatkan jasa reasuransi luar negeri.
Akhir pekan lalu, PT Reasuransi Utama Indonesia (RUI) telah melakukan merger dengan Indonesia Re. Dalam proses itu, diikuti oleh transfer portofolio bisnis anak usaha konvensional RUI yaitu PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo). Nantinya, Reindo akan menjadi anak usaha yang mengelola bisnis asuransi syariah.
Fase berikutnya, Gatot menjelaskan akan dilakukan transfer portofolio bisnis anak usaha PT Asuransi Kredit Indonesia, yaitu Nasre. Dengan begitu, nantinya Indonesia Re akan memiliki dua anak usaha yaitu PT Asei dan Reindo Syariah.
Kendati demikian, Shaiffie Zein, Direktur Utama Nasre mengatakan pihaknya belum memasukkan rencana bergabungnya perseroan dengan Indonesia Re pada tahun depan usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) lalu.
Namun, dia mengatakan rencana merger telah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang sebelumnya ditargetkan masuk akan bergabung pada 2017.
“Kalau 2017 it’s oke. Dimajukan jadi tahun 2016 juga kami oke. Pokoknya kalau diperintahkan Kementerian BUMN kami dukung,” katanya, Senin (21/12).
Sepanjang tahun ini, Nasre mengumpulkan premi Rp3,4 triliun atau naik 54,5% dibandingkan posisi akhir tahun lalu. Tahun depan, Shaffie menargetkan premi mencapai Rp4,7 triliun atau tumbuh 38,2% dibandingkan posisi saat ini.
Dia mengatakan regulasi otoritas terkait retensi sendiri dan dukungan reasuransi luar negeri yang diteken Oktober lalu membuat pasar reasuransi masih terbuka lebar.
Selain itu, pihaknya berencana melebarkan sayap bisnis ke Regional. Setelah masuk ke Myanmar dan Timor Leste tahun ini, pihaknya berencana menggarap pasar Filiphina untuk bisnis facultative.
“Sembari kami memperbaiki infrastruktur dan IT agar kami siap untuk menyongsong potensi pasar yang ada,” ujarnya.
KEMENTERIAN BUMN: Merger Nasre ke Indonesia Re Ditarget 2016
Kementerian BUMN menargetkan merger PT Reasuransi Nasional Indonesia ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dapat selesai pada tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
54 menit yang lalu
Keputusan Akhir Tahun Mereka yang Serok Jumbo Saham ACES
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu