Klien Telat bayar Invoice? Gunakan Invoice Financing sebagai Solusi

Sebagai pelaku bisnis, tentunya tidak asing mendengar istilah seperti omzet (revenue), laba (profit) dan pengeluaran (cost).

Bisnis.com, JAKARTA --- Sebagai pelaku bisnis, tentunya tidak asing mendengar istilah seperti omzet (revenue), laba (profit) dan pengeluaran (cost).

Semua tolak ukur keuangan tersebut merupakan hal dasar penting yang diperhatikan untuk menentukan sehat atau tidaknya sebuah bisnis.

Namun, seringkali pelaku bisnis melupakan salah satu tolak ukur yang tidak kalah penting, yaitu arus kas atau cash flow

Arus kas atau cash flow merupakan pergerakan uang yang masuk dan keluar dalam periode waktu tertentu.

Pada umumnya setiap bisnis menginginkan pergerakan uang yang masuk lebih besar dibandingkan uang yang keluar.

Namun ada kalanya uang yang keluar menjadi lebih besar daripada uang yang masuk, sehingga mengakibatkan arus kas negatif.

Menjaga arus kas adalah hal penting agar perusahaan dapat terus beroperasional.

Namun, kerap kali pelaku usaha kurang memperhatikan arus kasnya sehingga perusahaannya tidak bisa melanjutkan kegiatan operasional.

Parahnya lagi, arus kas negatif berkepanjangan bisa mengancam keberadaan sebuah perusahaan, karena apabila sebuah perusahaan tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar supplier, karyawan, atau kreditor, maka perusahaan tersebut akan dianggap pailit.

Penyebab Arus Kas Negatif

Arus kas negatif disebabkan oleh jumlah pengeluaran yang lebih besar dibandingkan jumlah uang yang masuk.

Pengeluaran atau outflow, biasanya terdiri dari biaya pembelian bahan baku, biaya gaji karyawan, hutang, dan lain-lain.

Sedangkan pergerakan uang masuk (inflow) terdiri dari jumlah penjualan, bunga dari investasi dan lain-lain.

 Salah satu penyebab umum arus kas bermasalah dalam berbisnis adalah adanya pengeluaran biaya pada saat menunggu pelunasan atau pencairan dari invoice klien.

Hal ini dikarenakan adanya terms of payment (TOP), yaitu jangka waktu dari penerbitan invoice sampai pelunasannya.

Terms of payment tiap perusahaan berbeda-beda, ada yang berjarak 30 hari, ada pula yang memiliki durasi hingga 90 hari.

Istilah terms of payment ini sangat lazim didengar oleh perusahaan yang bergerak di bidang B2B (Business-to-Business).

 Hal ini dapat semakin diperparah apabila pembayaran sampai telat di luar jatuh tempo.

Dana yang harusnya cair dan dapat digunakan sebagai modal operasional atau untuk pengembangan usaha tidak dapat diterima, sehingga kegiatan bisnis pun menjadi terhambat.

Sebagai contoh, perusahaan A yang bergerak dalam bidang instalasi listrik melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan B selaku pengguna jasa tersebut.

Perusahaan B sebagai klien dari perusahaan A memiliki terms of payment 90 hari, padahal dalam waktu dekat perusahaan A harus melunasi biaya bahan baku dan peralatan yang digunakan di proyek tersebut.

Belum lagi, dalam waktu yang bersamaan, Perusahaan A harus membayar gaji pegawainya.

Akibatnya, kegiatan operasional perusahaan A menjadi terhambat. Perusahaan A pun tidak bisa memulai proyek baru karena tidak memiliki modal untuk membeli bahan baku.

Pergerakan uang keluar yang besar di saat menunggu pelunasan dari klien membuat arus kas dari sebuah perusahaan terganggu.

Karenanya, para pelaku usaha perlu memutar otak untuk mencari cara mendapatkan modal, agar mereka dapat menjalankan bisnisnya kembali dan mempertahankan perusahaannya.

Salah satu caranya adalah dengan meminjam dana.

 Mengajukan pinjaman hanya dengan menggunakan invoice sebagai jaminan

Kejadian yang dialami perusahaan A dapat diatasi dengan mengajukan pinjaman, sehingga perusahaan A mendapatkan dana untuk membayar tagihan biaya dan terus beroperasional menjalankan proyek baru.

Namun, pengajuan pinjaman merupakan hal yang tidak mudah, biasanya disyaratkan mengajukan agunan berupa tanah dan bangunan yang tidak semua UKM memilikinya.. 

 Pelaku usaha tentunya menginginkan pinjaman yang lebih fleksibel persyaratannya. Salah satu pilihan pinjaman yang cocok untuk situasi ini adalah invoice financing.

Invoice financing adalah alternatif pinjaman dengan menggunakan invoice sebagai agunannya.

Pelaku usaha pun dapat mengajukan pinjaman yang lebih fleksibel dibandingkan pinjaman lain yang pada umumnya membutuhkan agunan berupa fixed asset seperti tanah & bangunan.

Tenor pinjaman invoice financing juga fleksibel, umumnya mulai dari 1 bulan sampai dengan 6 bulan, tergantung kebutuhannya. 

Dengan mengajukan invoice financing, usaha atau bisnis yang masih menunggu pelunasan invoice dapat berjalan seperti biasa. Arus kas juga akan lebih lancar.

Sementara invoice belum dibayarkan, perusahaan dapat mengejar proyek lainnya dengan menggunakan dana pinjaman dari invoice financing sebagai modal.

Terlebih lagi, pinjaman yang didapatkan hanya membutuhkan invoice sebagai agunannya

Pengajuan Invoice Financing di Platform P2P Lending Akseleran

Invoice financing dapat diajukan ke lembaga keuangan yang memberikan layanan pinjaman.

Salah satunya dapat melalui perusahaan fintech lending, seperti platform Peer-to-peer (P2P) Lending Akseleran.

Akseleran telah membantu ratusan UKM yang membutuhkan pinjaman untuk menjaga arus kas mereka agar tetap positif.

Proses pengajuan pinjaman pun relatif mudah. Perusahaan yang membutuhkan invoice financing bisa melampirkan invoice yang belum dilunasi sebagai agunan.

Setelah invoice terverifikasi dan melewati uji kelayakan, serta persyaratan lain telah terpenuhi, pengajuan pinjaman akan diproses.

Calon peminjam bisa mendapatkan dana pinjaman hingga 80% dari nilai invoice. Bunga pinjaman di Akseleran rata-rata berkisar antara 18%-21% per tahun.

Namun, karena invoice financing memiliki tenor yang cenderung singkat mengikuti terms of payment yaitu sekitar 3-6 bulan, maka bunga yang perlu dibayarkan pun sekitar 4.5%-9% saja.

Biaya lain yang perlu dikeluarkan adalah origination fee atau biaya administrasi sebesar 0.25% per bulannya.

Untuk project 4 bulan dengan margin keuntungan 20% dan bunga pinjaman 18% per tahun, maka setelah dikurangi biaya bunga dan origination fee perusahaan masih menikmati keuntungan 13%.

Syarat pengajuan pinjaman invoice financing di platform P2P Lending Akseleran relatif mudah.

Selain lampiran invoice sebagai agunan, pemilik usaha hanya perlu mempersiapkan dokumen pendukung seperti laporan keuangan tahunan yang mencakup laporan laba dan rugi dan rekening koran.

Sebagai kriteria peminjam, usaha yang dimiliki minimal sudah berjalan satu tahun dan memiliki laba.

Platform P2P Lending Akseleran memberikan akses keuangan inklusif untuk UKM di Indonesia

 Akseleran merupakan salah satu platform P2P Lending yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memberikan akses inklusi keuangan untuk UKM yang membutuhkan dana untuk menjaga dan mengembangkan usahanya.

Di samping invoice financing, Akseleran memiliki produk pinjaman lain seperti inventory financing, capex financing, online merchant financing dan lain-lain.

Para pelaku UKM dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp75 juta hingga Rp2 miliar, dengan persyaratan dan agunan yang lebih fleksibel.

Untuk info lebih lanjut mengenai pengajuan pinjaman di Akseleran, bisa menghubungi 0815-1869-896/0812-8430-0520 atau email ke [email protected] .

Bantu UKM di Indonesia dengan Melakukan Pendanaan di Akseleran!

Dalam menyalurkan pinjaman seperti invoice financing untuk UKM, Akseleran memakai sistem crowdfunding.

Sistem ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memberikan dana yang nantinya akan dikumpulkan dan disalurkan kepada UKM yang membutuhkan pinjaman setelah target pendanaan terpenuhi.

Bagi pemberi dana yang ingin membantu UKM di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran merupakan salah satu alternatif investasi dengan imbal hasil hingga 21% per tahun.

Memulai mengembangkan dana di aplikasi P2P Lending Akseleran bisa dimulai dengan dari Rp 100ribu saja.

 Akseleran juga memberikan dana awal sebesar Rp 100ribu bagi mereka yang ingin mencoba mengembangkan dana di Akseleran.

Cukup gunakan kode voucher BISNISCOM2019 saat mendaftar, pengguna baru aplikasi Akseleran bisa langsung coba menyalurkan dana ke UKM.

Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi 0811-9300-443 atau email ke [email protected].  Segera unduh aplikasi Akseleran sekarang di  Google Play atau Apple App Store

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper