Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Agen Asuransi Tumbuh, Kenapa Penetrasi Asuransinya Mandek?

Bertambahnya jumlah agen asuransi setiap tahunnya, rupaya tidak serta merta mendongkrak penetrasi asuransi di Indonesia.
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan tenaga pemasar hingga 8,5 persen secara tahunan pada semester I/2020. Meskipun demikian, pertumbuhan jumlah agen asuransi setiap tahunnya belum mampu mendongkrak penetrasi asuransi di Indonesia.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pada semester I/2020, industri asuransi jiwa mencatatkan jumlah 648.949 tenaga pemasar. Jumlah tersebut tumbuh 8,5 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan semester I/2019 sebanyak 598.029 orang.

Budi menilai bahwa pertumbuhan itu merupakan wujud dari terciptanya peluang kerja dan wirausaha asuransi di tengah masa pandemi virus corona. Bertambahnya jumlah tenaga pemasar itu pun menjadi angin segar bagi kelancaran bisnis asuransi jiwa.

"Tenaga pemasar asuransi jiwa meningkat di tengah masa sulit ini. Kami menyikapi dengan sangat positif, sedikit banyaknya perusahaan asuransi jiwa bisa membuka kesempatan baru kepada masyarakat dalam menumbuhkan aktivitas ekonominya," ujar Budi pada Jumat (25/9/2020).

Kendati demikian, terus bertambahnya tenaga pemasar asuransi jiwa setiap tahunnya belum berhasil mendongkrak penetrasi asuransi jiwa. Hingga saat ini, penetrasi asuransi di Indonesia masih berada di bawah 2 persen, belum mencapai 5 persen seperti yang dicita-citakan para pelaku industri.

Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi (AAJI) Albertus Wiroyo Karsono menilai bahwa rendahnya penetrasi memang menjadi isu menahun dari industri asuransi, baik jiwa maupun umum. Bagi asuransi jiwa, tantangan untuk menggenjot tingkat penetrasi itu ada pada perluasan pasar.

Menurut Wiroyo, saat ini industri asuransi cenderung lebih fokus ke segmen pasar menengah dan menengah ke atas. Bukan tanpa alasan, segmen tersebut menjadi perhatian karena kemampuannya dalam berbelanja asuransi memberikan pegaruh signifikan bagi industri.

"Kami di industri kerap lebih fokus di segmen menengah dan menengah ke atas. Mereka punya kemampuan membayar premi cukup besar, ini yang membuat produk seperti saving plan cukup laku, unit-linked pun porsinya lebih besar," ujar Wiroyo pada Jumat (25/9/2020).

Pernyataan Wiroyo itu merujuk ke karakteristik produk saving plan yang cenderung memiliki tarif premi lebih tinggi dibandingkan dengan produk asuransi pada umumnya. Tak heran jika industri fokus menggarap segmen nasabah yang bisa mendatangkan premi lebih besar.

Selain itu, produk unit-linked yang porsinya yang mencapai 63 persen dari total portofolio asuransi jiwa saat ini pun merupakan buah dari upaya industri asuransi jiwa menyasar segmen menengah ke atas. Menurut Wiroyo, ketertarikan terhadap produk tersebut sejalan dengan karakteristik dan kemampuan finansial para nasabah.

"Segmen menengah ke atas, selain proteksi juga ingin berinvestasi, oleh karena itu produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi [PAYDI] atau unit-linked sangat diminati," ujarnya.

Wiroyo menilai bahwa fokus dalam menggarap segmen nasabah itu menyebabkan pertumbuhan tenaga pemasar belum berhasil mendongkrak penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Industri pun memiliki pekerjaan rumah untuk memperluas jangkauannya, khususnya ke segmen-segmen yang belum teroptimalkan.

"Ini yang harus dijawab oleh industri asuransi jiwa, bagaimana masuk ke segmen lebih bawah yang secara populasi lebih tinggi. Segmen menengah bawah sangat besar, dan saya rasa mereka lebih banyak butuh proteksi, bukan investasi," ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper