Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelola JKP, BPJS Ketenagakerjaan Wajib Punya Kualitas Investasi Prima

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai bahwa penyelenggaraan JKP membutuhkan pengelolaan investasi yang lebih apik dari BPJS Ketenagakerjaan.
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan dinilai perlu melakukan investasi yang optimal pada 2021 seiring akan berlakunya program baru di bawah badan tersebut, yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau JKP.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai bahwa penyelenggaraan JKP membutuhkan pengelolaan investasi yang lebih apik dari BPJS Ketenagakerjaan.

Hal tersebut karena tidak terdapat iuran tambahan bagi program JKP, sehingga perolehannya belum tentu sebanding dengan manfaat yang harus dibayarkan.

Dia menjabarkan bahwa Undang-Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja mengatur bahwa terdapat dua sumber pendapatan JKP, yakni iuran yang dibayar oleh pemerintah dalam bentuk modal awal dan rekomposisi iuran. Baru-baru ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan rekomposisi berasal dari dana program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

"Yang saya dengan rekomposisinya itu 0,14 persen, milsanya pekerja yang iuran JKK-nya 0,24 persen dari upah maka 0,14 persen itu untuk JKP dan 0,1 persen untuk JKK. Walaupun belum ada Peraturan Pemerintah [PP] tentang JKP, tapi pemerintah sudah sounding [sumber dananya] dari JKK," ujar Timboel kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).

Dia menilai bahwa berlakunya JKP berisiko meningkatkan rasio klaim JKK, karena sumber pendapatannya tidak berubah tetapi terdapat risiko pembayaran manfaat. Tak tanggung-tanggung, BPJS Watch memproyeksikan rasio klaim JKK dapat naik hingga 40 persen, dari tahun lalu yang masih sebesar 26 persen.

Rasio klaim pun akan meningkat karena adanya penambahan manfaat JKK yang tertuang dalam PP 82/2019. Menurut Timboel, berlakunya JKP dan meningkatnya rasio klaim JKK membuat BPJS Ketenagakerjaan benar-benar harus mengoptimalkan kinerja investasinya pada 2021.

Kualitas investasi pun akan menjadi tumpuan bagi penyelenggaraan program Jaminan Hari Tua (JHT), karena program ini memberikan manfaat secara langsung kepada para pesertanya. Kualitas penyelenggaraan program-program lain pun akan memengaruhi manfaat yang diperoleh peserta dari JHT.

"JKK dan Jaminan Kematian [JKm] kan hasil investasinya tidak dikembalikan kepada pekerja, dikembalikan menjadi pokok untuk diinvestasikan lagi. Namun, [hasil investasi] JHT masuk ke saldo peserta sebagai imbal hasil," ujarnya.

Timboel menjabarkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana Rp486,38 triliun pada akhir 2020 atas empat program. Pengelolaan investasi yang optimal akan memberikan manfaat bagi para peserta dan menjaga keberlangsungan program-program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Agus Susanto memaparkan bahwa pihaknya mencatatkan hasil investasi senilai Rp32,30 triliun sepanjang 2020, dengan yield on investment (YOI) 7,38 persen. Hasil investasi itu meningkat 10,85 persen (year-on-year/yoy) dari perolehan pada 2019 yang berkisar Rp29,14 triliun.

Dia pun menyatakan bahwa pengelolaan dan penempatan investasi BPJAMSOSTEK selalu mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) 99/2013, PP 55/2015, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 1/2016. Sekitar 74 persen investasi pun ditempatkan di instrumen fixed income.

"Hasil pengembangan JHT kepada peserta 5,63 persen p.a, selalu di atas rata-rata bunga deposito bank pemerintah yang pada tahun 2020 ini sebesar 3,87 persen," ujar Agus.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper