Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Simbol Kredibilitas, Platform Fintech P2P Berlomba Gaet Lender Institusi

Peran lender institusi sebagai penyalur likuiditas pun sangat penting bagi suatu platform yang ingin berekspansi memperbesar pangsa penyaluran pinjamannya.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai wadah mempertemukan pendana (lender) dan peminjam (borrower), platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending juga membutuhkan kehadiran pendana institusi atau super lender.

Pengamat Kebijakan Publik & Peneliti Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menjelaskan bahwa kolaborasi dengan pendana institusi merupakan keniscayaan.

"Kalau mengandalkan lender ritel saja tidak cukup, apalagi kalau platform tersebut sudah punya jumlah borrower dan kebutuhan penyaluran dana yang semakin banyak," ujarnya, Minggu (11/4/2021).

Sekadar informasi, platform P2P hanyalah marketplace, tidak diperkenankan menghimpun dana sebagai modal kerja untuk disalurkan kembali sebagai kredit kepada nasabahnya layaknya perusahaan pembiayaan.

Oleh sebab itu, peran lender institusi sebagai penyalur likuiditas pun sangat penting bagi suatu platform yang ingin berekspansi memperbesar pangsa penyaluran pinjamannya.

Founder dan CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sekaligus Juru Bicara Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Andi Taufan Garuda Putra mengungkapkan, upaya menggandeng semakin banyak institusi sebagai pendana bukan hanya berkaitan dengan pinjaman.

Menurutnya, kepercayaan sebuah super lender untuk menyalurkan dananya kepada platform P2P lending, mencerminkan bahwa platform tersebut memiliki kredibilitas, untuk ikut berperan sebagai agen keuangan.

Dia mencontohkan saat Amartha mendapat dana segar dari perusahaan investasi asal AS, Lendable Inc, untuk ikut menyalurkan modal usaha senilai US$50 juta atau Rp696 miliar dalam kampanye '2X Challenge', salah satu kampanye lembaga keuangan dunia untuk menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha wanita.

Hal ini sesuai dengan segmen borrower Amartha yang didominasi perempuan pengusaha mikro pedesaan.

"Kepercayaan ini membuktikan bahwa pengalaman Amartha diakui dunia sebagai penyalur pinjaman modal kerja kepada segmen wanita pelaku usaha mikro di Indonesia. Tentunya, hal ini akan ikut menambah kepercayaan masyarakat yang tertarik menjadi lender [retail] di platform kami," jelasnya dalam wawancara khusus kepada Bisnis.

Terpisah, Benedicto Haryono, CEO & Co-founder PT Lunaria Annua Teknologi atau KoinWorks, menyatakan tiap platform fintech P2P lending kini terus memperbesar fungsi intermediasinya. Terutama, dari lembaga jasa keuangan konvensional seperti bank, modal ventura asing, atau multifinance, untuk menyalurkan likuiditas mereka kepada kalangan unbankanle dan underserved.

"Penyaluran dana yang masuk ke KoinWorks dari lender institusi itu sekitar 20 persen dari total penyaluran, sementara 80 persen dari retail lender atau perseorangan," jelasnya.

Menurut pria yang akrab disapa Ben ini, kolaborasi mutlak dibutuhkan bagi kedua pihak. Pasalnya, digitalisasi yang diusung P2P lending, merupakan solusi utama untuk menambal gap pembiayaan UMKM yang belum bisa diraih lembaga jasa keuangan konvensional karena terganjal ketentuan manajemen risiko.

"Karena bagi lembaga keuangan konvensional, menjadi lender institusi di platform P2P lending merupakan cara mereka diverifikasi portofolio, sekaligus membantu borrower UMKM yang ke depan berpotensi membutuhkan pinjaman lebih besar," jelasnya.

Seperti diketahui, aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi borrower dalam platform P2P lending hanya boleh meminjam dana maksimal Rp2 miliar. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper