Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang terdiri dari RUPS Luar Biasa dan RUPS Tahunan pada Senin, (25/7/2022).
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/7/2022), emiten bersandi saham BACA ini akan menggelar RUPS di Mercure Hotel, Jakarta mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Adapun agenda RUPST meliputi, pertama, meminta persetujuan atas laporan tahunan perseroan, persetujuan laporan pengawasan dewan komisaris, dan pengesahan laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021.
Agenda kedua, yakni penetapan penggunaan laba bersih untuk tahun buku 2021. Ketiga, laporan penggunaan dana atau konversi waran hasil Penawaran Umum Terbatas III Tahun 2015 serta Obligasi Subordinasi III Tahun 2017.
Sekadar informasi, Bank Capital menutup tahun 2021 dengan membukukan laba sebesar Rp34,78 miliar. Laba tersebut turun 43,36 persen atau setara dengan Rp26,63 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp61,41 miliar.
Manajemen menjelaskan penurunan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban operasional sehubungan dengan asuransi penjaminan kredit yang dilakukan Bank Capital pada akhir tahun 2020.
Baca Juga
Agenda RUPST selanjutnya atau keempat, yaitu pelimpahan kewenangan kepada dewan komisaris perseroan guna penunjukan akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan perseroan tahun buku 2022.
Lalu kelima, penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi dewan komisaris perseroan dan pelimpahan kewenangan kepada dewan komisaris untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan anggota direksi.
Di sisi lain, BACA juga bakal menghelat RUPSLB yang terdiri dari 3 mata acara. Pertama, rapat meminta persetujuan perubahan susunan pengurus. Kedua, persetujuan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Untuk diketahui, Bank Capital memiliki modal inti sebesar Rp2,07 triliun per Desember 2021. Modal inti perseroan naik 42 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp1,45 triliun pada periode Desember 2020.
Adapun agenda ketiga adalah meminta persetujuan kepada direksi perseroan untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang atas kekayaan perseroan, baik sebagian maupun seluruhnya dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain.
