Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) membukukan laba bersih (unaudited) Rp104 miliar atau tumbuh hingga 720 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sepanjang 3 tahun berdirinya IBK Indonesia, torehan laba tersebut menjadi yang tertinggi setelah sebelumnya perseroan sempat membukukan rugi sebesar Rp249 miliar dan Rp177 miliar pada 2019 dan 2020.
Direktur Utama Bank IBK Indonesia Chae Jae Yong menuturkan bahwa kinerja positif tersebut tak terlepas dari sejumlah upaya yang dilakukan perseroan mulai dari memperbaiki sistem IT, menekan rasio kredit bermasalah, hingga peluncuran layanan perbankan berbasis digital.
"Dari usaha-usaha ini pada 2021 kami telah sukses melakukan turn around dan telah berhasil mencatatkan net profit lebih dari Rp100 miliar di 2022," jelasnya dalam agenda konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Di samping itu, perseroan tercatat membukukan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 37 persen secara yoy menjadi Rp419,14 miliar pada Desember 2022 dari Rp307 miliar pada Desember 2021.
Selaras dengan hal tersebut, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) AGRS tumbuh 12 bps menjadi 2,74 persen.
Baca Juga
Pertumbuhan pada kinerja bottom line AGRS juga terlihat dari rasio-rasio profitabilitas. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) tumbuh 59 basis poin (bps) secara yoy menjadi 0,67 persen. Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga tumbuh 275 bps menajdi 3,41 persen.
Sementara itu dari segi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun 686 bps menajdi 91,49 persen.
Kendati tercatat telah membukukan kinerja positif, Chae Jae Yong menuturkan bahwa kapitalisasi pasar Bank IBK Indonesia pada 2022 masih tergolong rendah atau sebesar Rp2,5 triliun.
Namun, hal tersebut tak memadamkan kepercayaan diri manajemen untuk tetap mempertahankan kinerja dan mencapai rencana bisnis ke depan. Adapun, perseroan menargetkan laba bersih mencapai Rp1 triliun dan total aset mencapai Rp50 triliun hingga 2030 mendatang.
"Untuk mencapai total aset Rp50 triliun, saat ini bank akan fokus pada pertumbuhan serta melakukan perbaikan secara terus menerus pada sistem internal," pungkasnya.