Targetkan Kredit Tumbuh Di Atas 10 Persen
AGRS menargetkan penyaluran kredit tumbuh di atas 10 persen yoy atau mencapai Rp10,5 triliun sepanjang 2023.
Direktur Kepatuhan Bank IBK Indonesia Alexander Frans Rori menuturkan upaya perseroan memacu portofoliio kredit tersebut sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi indonesia pasca-pandemi.
"Dengan kondisi pandemi ini yang semakin baik, kami mengharapkan adanya pembiayaan yang lebih besar lagi sehingga pertumbuhan kredit itu akan lebih baik. Dengan semakin membaiknya kondisi pandemi ini bisnis akan berkembang dan bank pun akan berkembang," jelas Alexander dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Untuk diketahui sebelumnya, sepanjang 2022 AGRS membukukan pertumbuhan kredit mencapai 32,7 persen yoy menjadi Rp8,06 triliun, dari sebelumnya Rp6,06 triliun pada 2021.
Pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti dengan penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Hingga Desember 2022, NPL net turun 16 basis poin (bps) menjadi 1,32 persen.
Lebih rinci, dalam 4 tahun terakhir NPL net perseroan terus menunjukkan tren positif, turun dari 4,89 persen pada tahun 2019, lalu 2,52 persen pada 2020, dan 1,48 persen pada 2021.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Bank IBK Indonesia Chae Jae Young mengatakan dalam 4 tahun terakhur NPL gross juga berhasil turun signifikan. "Rasio NPL gross mengalami penurunan dari 11,68 persen menjadi 1,99 persen," tambahnya.
Dari sisi himpunan dana nasabah, bank melaporkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 32,4 persen menjadi Rp8,37 triliun pada Desember 2022 dari Rp 6,32 triliun pada tahun sebelumnya.
"Di tahun 2022 kredit dan DPK semuanya tumbuh lebih dari 30 persen dan juga performance kredit naik dua kali lipat," jelas Jae Young.
Adapun, pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan dana murah yakni giro tumbuh mencapai 149 persen dan tabungan naik 50,2 persen yoy.
Sepanjang 2022, giro dan tabungan AGRS, masing-masing, tercatat sebanyak Rp1,21 triliun dan 1,79 triliun.
Sementara itu, deposito tercatat tumbuh 15,49 persen yoy mencapai Rp5,35 triliun hingga Desember 2022 dari sebelumnya Rp4,64 triliun pada Desember 2021.