Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk CIMB dan J Trust Dikabarkan Akusisi Commonwealth Indonesia, Komisaris Minta Tunggu Kabar Terbaru

Commonwealth Indonesia enggan berkomentar lebih lanjut mengenai kabar aksi korporasi yang dilakukan oleh pemegang saham.
Bank Commonwealth di Indonesia
Bank Commonwealth di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar transaksi akuisisi unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth tengah bergulir.

Komisaris Independen Commonwealth Indonesia Suwartini pun angkat suara. Menurutnya, kabar aksi di tingkat pemegang saham itu masih membutuhkan kepastian. 

"Nanti dengar aja ya di Reuters. Kita [di Commonwealth Indonesia] juga belum tahu pastinya," ujarnya saat ditemui Bisnis di Jakarta, Senin (6/11/2023). 

Sebagaimana diketahui, melansir dari Reuters, raksasa perbankan asal Malaysia CIMB dan korporasi keuangan asal Jepang yakni JTrust Bank dikabarkan menjadi peminat untuk membeli PT Bank Commonwealth. Dalam laporan itu akuisisi ini diperkirakan dapat mencapai US$400-500 juta atau setara Rp6,22 triliun hingga Rp7,77 triliun (asumsi kurs Rp15.546).

Saat dihubungi terpisah juga Corporate Communications Bank Commonwealth Indonesia pun enggan berkomentar lebih lanjut.

"Sesuai dengan peraturan perusahaan kami, kami tidak memberi komentar atas market rumor dan spekulasi," ujarnya pada Bisnis, Jumat (3/11/2023).

Adapun Bank Commonwealth, 99% sahamnya dimiliki oleh raksasa bank di Australia, Commonwealth Bank of Australia (CBA). CBA berfokus pada pinjaman ritel serta layanan perbankan korporasi untuk usaha kecil dan menengah.

Morgan Stanley, penasihat keuangan penjualan tersebut, telah meminta para penawar untuk mengajukan penawaran yang mengikat pada awal November. Sumber tersebut menolak untuk disebutkan namanya karena rencana penjualan ini belum diumumkan secara publik. 

Sumber itu mengungkapkan induk dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yaitu CIMB dan J Trust yang juga memiliki unit usaha perbankan melalui PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) telah menyatakan minatnya dan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran yang mengikat. 

Namun hingga saat ini Bank Commonwealth, CIMB, J Trust, hingga Morgan Stanley  pun kompak untuk menolak berkomentar.

Sebelumnya, berdasarkan Bloomberg, manajemen CBA memang digadang-gadang berkomunikasi dengan beberapa penasihat keuangan untuk meminta masukkan terkait dengan aksi korporasinya di Indonesia itu. Sejumlah calon pembeli pun bermunculan. 

Menurut sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, aksi penjualan unit usaha Commonwealth Bank di Indonesia akan membantu salah satu bank terbesar di Australia untuk mendapatkan dana segar tambahan. 

Di mana, pada Maret 2023, sempat tersiar juga kabar bahwa perusahaan asal India dan Taiwan disebut-sebut ingin mengambil alih Bank Commonwealth.

Perusahaan asal India tersebut adalah Bajaj Finance Ltd. Sebagai informasi, Bajaj Finance merupakan perusahaan jasa keuangan non-bank yang berkantor pusat di Pune, India. Perusahaan tersebut berfokus pada layanan kredit, manajemen aset, manajemen kekayaan dan asuransi. 

Sementara itu, perusahaan asal Taiwan yang dikabarkan berminat adalah Cathay Financial Holding Co. Perusahaan tersebut, tercatat memiliki tentakel di perbankan Indonesia lewat PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA). Per 30 September 2023, kepemilikah sahamnya di MAYA sebesar 2,29 miliar lembar saham atau setara dengan 19,26%.

Adapun, PT Bank Commonwealth awalnya didirikan pada tahun 1997 sebagai usaha CBA dengan Bank Internasional Indonesia. Kemudian, CBA menjadi pemegang saham pengendali pada tahun 2002 dan mengubah namanya menjadi Bank Commonwealth.

 Diketahui, berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip Minggu (5/11/2023), Bank Commonwealth mencatatkan rugi bersih sebesar Rp415,83 miliar pada kuartal III/2023, membengkak lima kali lipat lebih atau 452,08% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp75,32 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper