Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan pemberian gaji kepada pengurus bank pada dasarnya mesti mempertimbangkan kondisi keuangan bank. Apabila bank memiliki kondisi keuangan yang moncer maka kenaikan gaji hingga bonus kepada pengurus tidak ada masalahnya.
"Ini lebih ke masalah pada judgement soal proper tidak proper. Tapi kalau misal bank itu bermasalah dan rugi, gaji [pengurus bank] gede, tagihannya gede, kan itu ngaco," kata Dian kepada awak media setelah Rapat Kerja DPR dengan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Senin (6/11/2023) di Jakarta.
Dalam konteks pengawasannya, OJK menurut Dian bisa mengingatkan bank-bank yang tidak layak atau sesuai memberikan gaji hingga bonus kepada pengurusnya. "Kami ingatkan bahwa ini tidak proper, tidak selayaknya begini, karena prioritas kan membereskan bank," tutur Dian.
Kinerja Laba Moncer
Kenaikan gaji hingga bonus yang diterima bankir di bank-bank besar itu memang seiring dengan kinerja laba yang moncer. Bank Mandiri misalnya telah membukukan laba bersih Rp39,1 triliun pada kuartal III/2023, naik 27,4% yoy.
Baca Juga
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan kinerja laba bersih bank terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih yang naik 10,8% yoy menjadi Rp24,55 triliun pada kuartal III/2023.
Selain itu, pendapatan non bunga juga naik 4,9% yoy menjadi Rp8,99 triliun hingga September 2023. Sehingga total pendapatan operasional 9,06% yoy menjadi Rp34,19 triliun pada kuartal III/2023.
"Pertumbuhan pendapatan itu melampaui biaya operasional. Sehingga gross rasio terjaga positif," kata Sigit dalam paparan kinerja kuartal III/2023 Bank Mandiri pada pekan lalu (30/10/2023).
BRI juga telah meraup laba bersih yang distribusikan ke pengendali sebesar Rp43,99 triliun pada kuartal III/2023, naik 12,36% yoy. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan laba BRI pada sembilan bulan tahun ini terdorong sejumlah faktor.
“Kontributor pertama BRI Group adalah kemampuan kredit yang tumbuh dobel digit, penghimpunan DPK [dana pihak ketiga] dan CASA [current account saving account] tumbuh dobel digit diiringi kualias kredit yang baik serta fee based income yang meningkat,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III, beberapa waktu lalu.
BNI telah meraup laba bersih konsolidasi Rp15,75 triliun pada kuartal III/2023, naik 15,1% yoy dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,69 triliun.
CIMB Niaga telah mencatatkan laba bersih secara konsolidasi Rp4,95 triliun pada kuartal III/2023, naik 27,24% yoy dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp3,89 triliun. Selain itu, BCA meraup laba bersih yang distribusikan ke pengendali sebesar Rp36,42 triliun pada kuartal III/2023, naik 25,8% yoy.