Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan reasuransi PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) tak banyak mengubah strategi investasi pada 2024. Perusahaan akan banyak berinvestasi ke instrumen yang berisiko rendah seperti Surat Berharga Negara (SBN) maupun deposito.
“Kami selalu ke instrumen yang aman meskipun returnnya rendah,” Direktur Utama Maipark Indonesia Kocu Andre Hutagalung saat ditemui baru-baru ini.
Kocu mengatakan pihaknya tidak berani melakukan investasi ke instrumen yang berisiko tinggi. Terlebih perusahaan melakukan proteksi terhadap kejadian bencana alam. Adapun strategi Maipark juga sesuai dengan ketentuan POJK 71/2016 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
Adapun pasal 11 ayat (1) huruf f aturan tersebut menyebut investasi berupa MTN dan surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga multinasional di mana Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya. Adapun untuk setiap penerbit paling tinggi 20% dari jumlah investasi dan seluruhnya paling tinggi 40% dari jumlah investasi.
Berdasarkan laporan keuangan Maipark pada 31 Oktober 2023, perusahaan memiliki jumlah investasi sebanyak Rp783 miliar. Angka tersebut meningkat 8,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp722 miliar.
Adapun investasi yang dimiliki Maipark paling banyak di deposito berjangka sebanyak Rp424 miliar, di mana porsinya naik 10,8% dibandingkan Rp382 miliar per 31 Oktober 2022.
Baca Juga
Kedua SBN dengan nominal Rp147 miliar, atau meningkat 35% dibandingkan 31 Oktober 2022 yakni Rp108 miliar. Kemudian investasi reksadana yang dimiliki sebanyak Rp122 miliar atau turun 12,4%dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yakni Rp140 miliar. Lalu saham hanya sebanyak Rp21,9 miliar naik 29,4% dari 31 Oktober 2023 yakni Rp16,9 miliar.